Warga MBR Siap Miliki Rumah Murah Tengah Kota

Menteri Basuki berharap dengan TOD akan membuat masyarakat lebih nyaman tinggal di daerah perkotaan.

oleh Fathia Azkia diperbarui 12 Okt 2017, 12:02 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2017, 12:02 WIB
Transit Oriented Development (TOD) Stasiun Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan. (Ilyas/Liputan6.com)
Transit Oriented Development (TOD) Stasiun Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan. (Ilyas/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka urbanisasi masyarakat ke wilayah perkotaan pada tahun 2010 mencapai 49,8 persen. Angka ini terus menanjak hingga pada  tahun 2015 cukup tinggi yakni sekitar 53,3 persen.

Menghadapi fakta ini, Pemerintah secara serius menjawab tantangan urbanisasi di Jakarta, salah satunya adalah menyediakan hunian yang terjangkau bagi MBR melalui pembangunan rumah susun sederhana milik (Rusunami) berbasis konsep Transit Oriented Development (TOD).

“Dengan membangun TOD ini memperlihatka‎n keseriusan kami mengatasi masalah urbanisasi di perkotaan, baik untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan kalangan menengah,” kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono.

(Cari apartemen harga di bawah Rp200 juta?)

Menteri Basuki juga berharap dengan TOD akan membuat masyarakat lebih nyaman tinggal di daerah perkotaan. “Bayangkan para penghuni rusun akan dijemput kereta setiap hari. Ini merupakan kemewahan tersendiri karena tidak bertemu dengan kemacetan lalu lintas yang sangat menjemukan,” jelasnya seperti dikutip Rumah.com.

Pembangunan proyek Rusunami TOD dimulai sejak April 2017 dengan dibangun di Tanjung Barat dan Depok. Akibat animo masyarakat yang sangat baik, sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali meluncurkan tiga proyek TOD yang didukung penuh oleh Kementerian PUPR.

Menteri Basuki pun berharap setiap hunian TOD yang dibangun bisa tepat menjangkau kelompok sasaran.

 

Harga Harus Sama, Rp7 Juta/M2

Sementara itu, Menteri BUMN Rini Soemarno terus meningkatkan porsi bagi MBR untuk setiap TOD yang dibangun oleh perusahaan BUMN. “Untuk TOD Senen porsi MBR 35% dan harganya Rp 7 juta per meter persegi. Kami akan mengusahakan harga itu di setiap TOD,” jelas Rini. 

TOD Senen dibangun hasil kerjasama antara PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan PT Kereta Api di lahan seluas 8.560 meter persegi. Menelan investasi sebesar Rp500 miliar, proyek ini akan terdiri dari 480 unit bagi MBR dan 480 unit untuk komersial.

Baca juga: DP Rusunami TOD Perumnas Cuma Rp2,2 Juta

Selain TOD Senen, pembangunan TOD Juanda dan Tanah Abang yang merupakan kerjasama antara PT PP (Persero) Tbk dengan PT KAI turut dimulai.

“Di bawah sinergi BUMN dan Kementerian PUPR ada inisiasi untuk membangun rumah bagi MBR di tengah kota dengan porsi yang terus meningkat bahkan hingga 35 persen. Selain itu, luas ruangan dari 22 meter persegi jadi 32 meter persegi,” ungkap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi 

Konsep TOD diharapkan mampu mengurangi angka kurangnya pasokan rumah (backlog) di Indonesia yang kini mencapai 11,4 juta. Termasuk juga mengurai angka kemacetan serta mengurangi kawasan kumuh.

TOD Juanda dibangun di atas lahan seluas 6 hektar sebanyak dua menara (tower) dengan investasi Rp300 miliar. TOD Juanda menyediakan 171 unit rumah bagi MBR atau setara 36 persen dari total unit yang dibangun. 

Sementara itu, TOD Tanah Abang akan dibangun di atas lahan seluas 4 hektar dan terbagi menjadi tiga fase. Fase pertama akan dibangun dua tower sebanyak 1.100 unit dengan porsi MBR sebanyak 35 persen atau 385 unit. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya