Liputan6.com, Jakarta - National Aeronautics and Space Administration (NASA) menemukan asteroid yang akan mendekati orbit bumi pada 2032 mendatang. Asteroid yang diberi nama Asteroid 2024 YR4 diprediksi akan menghantam bumi dengan kemungkinan 1 berbanding 83.
Asteroid 2024 YR4 digolongkan sebagai objek dekat Bumi (NEO) yang saat ini berjarak 43,4 juta km dari planet kita. Baru-baru ini, NASA mengungkapkan bahwa peluang asteroid 2024 YR4 menabrak bumi pada 22 Desember 2032 meningkat menjadi 2,3 persen, atau hampir dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya.
Advertisement
Meskipun risikonya masih tergolong rendah, para ilmuwan terus memantau pergerakan asteroid ini dengan cermat. Melansir laman SciTechDaily pada Rabu (12/02/2025), asteroid 2024 YR4 saat ini sedang diamati oleh teleskop berbasis darat yang tergabung dalam International Asteroid Warning Network.
Advertisement
Baca Juga
Observasi ini akan berlangsung hingga April, sebelum asteroid menjadi terlalu redup untuk dilihat. Diperkirakan, asteroid 2024 YR4 baru akan terlihat kembali pada Juni 2028.
NASA berencana menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb pada Maret 2025 untuk memperkirakan jalur orbitnya dengan lebih akurat. Observasi ini akan membantu menentukan ukuran asteroid yang saat ini diperkirakan memiliki diameter antara 40 hingga 90 meter.
Hingga saat ini, risiko hantaman 2024 YR4 sangat signifikan sehingga asteroid ini memuncaki daftar Risk List milik European Space Agency (ESA) dan Sentry Risk Table milik NASA. Jika terjadi tumbukan, energi yang dilepaskan diperkirakan setara dengan 50 juta TNT, yang dapat menyebabkan kerusakan lokal yang signifikan.
Namun, para ilmuwan berharap dengan pengamatan lebih lanjut, risiko ini dapat direvisi dan kemungkinan tumbukan dapat diturunkan atau dihilangkan sepenuhnya. Sebelumnya, para astronom kerap menemukan objek dekat Bumi (Near-Earth Objects/NEOs).
Namun, kemungkinan tabrakan dapat berubah seiring dengan data yang diperbarui. Banyak asteroid yang sebelumnya dianggap berisiko akhirnya dikeluarkan dari daftar bahaya setelah penelitian lebih lanjut.
Namun, ada juga kemungkinan bahwa probabilitas tabrakan akan meningkat. Para ilmuwan menggunakan dua skala utama untuk menilai bahaya asteroid, yaitu Palermo Technical Impact Hazard Scale dan Torino Impact Hazard Scale.
Skala ini membantu menentukan tingkat ancaman yang mungkin ditimbulkan oleh asteroid yang mendekati bumi. Palermo Technical Impact Hazard Scale mengukur kemungkinan dampak asteroid dibandingkan dengan risiko latar belakang dari tabrakan objek luar angkasa lain yang berukuran serupa.
Angka 0 berarti ancaman dari asteroid tersebut setara dengan risiko rata-rata. Sementara, angka positif menunjukkan risiko lebih tinggi dan angka negatif menunjukkan risiko lebih rendah.
Dengan skor -0.32, asteroid 2024 YR4 masih berada dalam kategori “di bawah risiko latar belakang”. Hal ini berarti bahwa meskipun probabilitas tabrakannya meningkat menjadi 2,3 persen, berdasarkan data saat ini, asteroid ini masih dianggap tidak mungkin menimbulkan ancaman serius.
Sementara itu, Torino Impact Hazard Scale menggunakan sistem kode warna dengan skala dari 0 hingga 10 untuk mengomunikasikan risiko asteroid kepada publik. Skor 3 (Level Kuning) menunjukkan bahwa asteroid ini memiliki kemungkinan untuk menabrak bumi dengan konsekuensi yang bersifat lokal, tetapi tidak akan menyebabkan bencana global.
Peningkatan peluang tabrakan asteroid 2024 YR4 dengan skor -0.32 pada Palermo Scale dan Level 3 pada Torino Scale, asteroid ini masih tergolong dalam kategori yang harus dipantau lebih lanjut, namun tidak mendesak.
Masih Jadi Misteri
Hingga saat ini, asteroid 2024 YR4 masih menjadi misteri, banyak informasi yang tidak diketahui tentang asteroid ini. Astronom akan bisa mempelajari asteroid 2024 YR4 dengan lebih rinci ketika asteroid ini mendekati bumi dengan jarak sekitar 8 juta km pada 2025.
Jika data yang saat ini dimiliki astronom tentang asteroid 2024 YR4 sudah benar dan asteroid ini menghantam bumi sesuai perkiraan. Astronom menilai dampak tabrakan ini akan setara dengan hantaman yang terjadi di Tunguska, Rusia pada 1908.
Tunguska merupakan peristiwa tabrakan asteroid terbesar yang pernah dicatat sepanjang sejarah manusia. Dampak hantaman asteroid ini setara dengan meledakkan 50 juta ton TNT, dan berhasil meratakan 80 juta pohon di area seluas 2.150 km persegi.
Para ilmuwan menggunakan berbagai metode untuk mendeteksi asteroid berbahaya seperti 2024 YR4. Salah satunya adalah dengan teleskop darat yang dipasang di berbagai observatorium, seperti Pan-STARRS (Panoramic Survey Telescope and Rapid Response System) dan Catalina Sky Survey.
Teleskop ini bertugas untuk menemukan serta melacak pergerakan asteroid yang mendekati bumi. Selain itu, teleskop luar angkasa seperti NEOWISE juga dimanfaatkan oleh NASA untuk mendeteksi asteroid yang mungkin sulit terlihat dari bumi akibat ukurannya yang kecil atau orbitnya yang sulit diamati.
(Tifani)
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)