Liputan6.com, Jakarta Sejumlah pengembang properti menilai saat ini masyarakat lebih confidence membeli properti dibandingkan tahun lalu. Pilkada yang digembar-gemborkan memicu gejolak, ternyata dianggap tidak akan membawa pengaruh signifikan.
Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan menjelaskan, bahwa secara umum pasar properti Indonesia di tahun 2018 mendatang akan lebih menarik dan prospektif dibandingkan tahun 2017.
Satu tahun sebelum tahun politik 2019, pasar properti akan sedikit lebih bergairah dan ini merupakan kesempatan yang tepat untuk membeli properti, baik untuk dihuni atau dipakai sendiri maupun sebagai sarana investasi.
Advertisement
Unduh laporan lengkap Rumah.com Property Market Outlook 2018 di sini!
Senada, Wakil Ketua Umum Bidang Pengelolaan Apartemen dan Rumah Susun Real Estat Indonesia (REI), Mualim Wijoyo mengatakan, “Dengan dilaksanakannya Pilkada 2018 disusul dengan pemilu legislatif dan pemilihan presiden 2019, dapat dikatakan bahwa dua tahun kedepan merupakan tahun politik di Indonesia,” jelasnya.
“Ini merupakan momentum terbaik bagi konsumen untuk membeli properti, karena apabila menilik pada momentum serupa di tahun-tahun sebelumnya, nilai properti memiliki kecenderungan untuk naik secara signifikan setelah perhelatan politik selesai. Sehingga hal ini akan sangat menguntungkan bagi konsumen,” ia menambahkan.
Adapun hal yang perlu diperhatikan oleh para pengembang dalam hal ini hunian vertikal, sambung Mualim, adalah pemahaman yang tepat perihal isu-isu yang beredar tekait apartemen maupun kondisi umum yang terjadi di Indonesia.
Hunian Masih Laris Manis
Tidak hanya end-user yang membeli properti untuk dihuni sendiri, menurut Bryan Soedarsono sebagai Direktur PT Alamindo Trulynusa (ALSA), kalangan investor juga sudah mulai yakin dan mulai mengambil momentum tahun ini. Terbukti dari laris manisnya produk-produk properti di atas Rp1 miliar, baik residensial maupun komersial yang banyak dibeli investor.
“Kami optimistis dengan pulihnya industri properti, target penjualan dari pameran di IPEX 2018 dapat meraup Rp30 miliar,” kata Bryan.
Baca juga: Ketahui Kondisi Harga Properti Terkini Lewat Property Index
Untuk mencapai target penjualan, ALSA mengandalkan beberapa produk hunian, yang sejak tahun lalu telah banyak diminati masyarakat Bekasi dan Jakarta. Terutama klaster dengan produk andalan rumah dua lantai. Harga rumah yang ditawarkan berkisar Rp200 juta - Rp800 jutaan. Direncanakan, bulan depan harga akan naik hingga 10%.
“Bulan Maret akan dilakukan soft launching klaster Singosari tahap dua. Saat ini masih tahap pre sale dan sudah terjual sekitar 10%,” ujarnya.
Supaya konsumen lebih tertarik, pengembang memberi promo seperti uang muka hanya 5% dan dapat dicicil 12 kali, hadiah langsung, dan diskon soft launching puluhan juta. Di proyek Panjibuwono Residence, ALSA membebaskan biaya KPR (6% dari pinjaman kredit) setiap pembelian rumah satu lantai.
Advertisement