Liputan6.com, Makassar - Penyidik Reskrim Polsek Mariso resmi meningkatkan status anak politikus Partai Golkar Makassar Nasran Mone, Irfan, menjadi tersangka dalam dugaan kasus penganiayaan terhadap anggota Direktorat Lalu Lintas Polda Sulselbar Bripda Mulyadi.
Sedangkan sang kakak, Hendra, yang turut menjadi terlapor, masih berstatus saksi. Kapolsek Mariso Kompol Choeruddin yang dikonfirmasi via telepon membenarkan hal tersebut. Menurut dia, penetapan status tersangka Irfan sudah memenuhi persyaratan karena telah ditemukan 2 alat bukti.
"Penetapan tersangka terhadap Irfan kita lakukan karena alat bukti sudah cukup, yaitu selain hasil visum juga dari keterangan beberapa saksi di lokasi," ucap Choeruddin kepada Liputan6.com, Selasa (5/1/2016).
Choeruddin mengatakan penyidik saat ini telah merampungkan pemeriksaan terhadap seluruh saksi yang melihat langsung kejadian. Penyidik selanjutnya kembali menjadwalkan pemeriksaan terhadap Irfan yang berstatus tersangka pada Kamis, 7 Desember 2016.
Baca Juga
"Kalau tersangka Irfan dijadwalkan akan diperiksa pada Kamis, 7 Desember 2016, sekitar pukul 08.00 Wita," ujar Choeruddin.
Dia menambahkan tidak menutup kemungkinan status Hendra juga akan ditingkatkan sebagai tersangka. "Tunggu perkembangan penyidikannya nanti. Saat ini baru Irfan yang ditetapkan sebagai tersangka."
Kasus bermula saat Bripda Mulyadi dianiaya Irfan Darmawan alias Daeng Siama, anak kandung pelaksana tugas Ketua DPD Golkar Kota Makassar Nasran Mone, di Jalan Andi Mappanyukki, Kecamatan Mariso, sekitar pukul 14.30 Wita, Minggu, 3 Januari 2016.
Saat itu Irfan yang juga diketahui sebagai anggota DPD KNPI Kota Makassar dan Insan Muda Demokrat Indonesia itu tidak terima mobilnya diklakson saat berpapasan dengan Mulyadi. Irfan tiba-tiba menghentikan mobilnya, lalu turun dan menghampiri mobil yang dikendarai Mulyadi. Tanpa basa-basi, Irfan langsung menghajar kepala Mulyadi.
Mulyadi saat itu tidak melawan karena banyak orang yang mengenal pelaku. Akibat pemukulan itu, kepalanya berdarah sehingga harus dilarikan ke RS Bhayangkara untuk dirawat intensif sekaligus divisum. Ia juga melaporkan kejadian tersebut kepada kepolisian setempat.**