Liputan6.com, Denpasar - Yayasan Pelestarian Budaya Bali Utara (YPBBU), Kabupaten Buleleng, Bali menyebutkan, beberapa wayang klasik Bali bagian utara justru kini berada dan bermukim di Belanda sejak ratusan tahun lampau.
"Kami hanya memiliki peninggalan berupa foto saja dan itu pun diberikan pihak Belanda," kata Made Parwija, salah satu petugas Museum Buleleng milik YPBBU, seperti Liputan6.com kutip dari Antara, Minggu (10/1/2016).
Parwija menjelaskan, beberapa koleksi sejenis foto-foto wayang khas buatan masyarakat Buleleng di masa silam konon sejak zaman penjajahan koleksi-koleksi terkumpul hanya sebatas foto saja selama ini.
"Kami di sini cuma diberi minta fotonya saja dan yang memasang di sini orang Belanda langsung dan katanya foto ini supaya ada bukti, kalau peninggalan asli milik Buleleng ada di Belanda. Selain foto, ada lukisan dan benda-benda bersejarah," papar dia.
Baca Juga
Baca Juga
Hanya saja, selain foto beragam jenis benda-benda bersejarah minim sentuhan perawatan. Adapun Museum Buleleng berada dalam satu lingkungan dan berdampingan dengan UPTD Gedong Kirtya, serta kalangan terbuka Sasana Budaya.
Lokasinya yang strategis di tengah-tengah Kota Singaraja, Bali, sejatinya memiliki potensi terpendam dan lama belum terjamah perbaikan oleh pihak yayasan pengelola.
Parwija memaparkan, sedikitnya ada 37 jenis benda bersejarah di zaman Paleolitikum dan Megalitikum di museum tersebut. Beberapa benda di antaranya sejenis patung sederhana, kapak penatak, kapak berimbas, periuk, serpih, pecahan gerabah, beliung, pahat genggam, gelang perunggu, tojok perunggu, pentagona, nekara, manik-manik.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa MPd mengatakan, pihaknya tidak menampik ada foto dan lukisan asli Buleleng telah disimpan di museum di Belanda.
"Ada salah satu guru besar dari salah satu universitas di Belanda dan menunjukkan kepada saya ada banyak lukisan-lukisan asal Buleleng tersimpan di Belanda dan kami ditunjukkan langsung melalui laptop-nya, dan konon lukisan berusia cukup lama di masa jaman pemerintahan Belanda," ujar Suyasa. (Nda)
Advertisement