Liputan6.com, Jambi - Pasca-bentrokan antara warga Jambi dengan kelompok Suku Anak Dalam (SAD) pada Selasa siang, 23 Februari 2016, sedikitnya 97 orang diperiksa di Markas Polda Jambi.
Banyaknya terperiksa itu menyebabkan antrean sepanjang 15 meter di parkiran Polda Jambi yang bersebelahan dengan ruang pemeriksaan.
Pemeriksaan dimulai pukul 9.30 WIB yang terbagi dalam beberapa giliran. Mereka yang menunggu giliran hanya bisa duduk sambil mengobrol dengan sesama rekannya.
Kabid Humas Polda Jambi AKBP Kuswahyudi Tresnadi menerangkan puluhan orang itu merupakan warga Kelurahan Pulau Temiang, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Jambi. Mereka sebelumnya dibawa dari Tebo menuju Kota pada Rabu dini hari.
"Warga ini diduga ikut terlibat insiden dengan warga Suku Anak Dalam," ujar Kuswahyudi di Jambi, Rabu, 24 Februari 2016.
Meski demikian, kata Kuswahyudi, belum ada satupun warga yang ditetapkan sebagai tersangka. "Belum ada penetapan (tersangka), karena ini masih proses pemeriksaan," kata dia.
Menurut Kuswahyudi, kondisi di lokasi kejadian kini berangsur kondusif. Satu kompi Brimob disiagakan untuk menjaga situasi.
Baca Juga
Advertisement
Baca Juga
Pemeriksaan tersebut masih akan berlanjut hingga kamis siang ini menyusul sejumlah warga lain baru didatangkan kemudian. Polisi kemudian baru bisa menyimpulkan pelaku utama bentrokan setelah pemeriksaan selesai.
Camat Tebo Ulu Yahoza mengatakan, bentrokan tersebut bermula dari rebutan lahan antara warga Jambi dari Kelurahan Pulau Temiang dengan seorang warga SAD dari Desa Pemayongan.
"Akibat rebutan lahan itu terjadi perkelahian berujung pembacokan oleh oknum SAD," tutur Yahoza.
Merasa tidak terima, puluhan warga dari Kelurahan Pulau Temiang menggeruduk perkampungan SAD. Namun, warga SAD sudah keburu melarikan diri.
Warga akhirnya meluapkan kekesalannya dengan membakar sejumlah fasilitas perusahaan perkebunan yang lokasinya tak jauh dari tempat kejadian. Sebuah kantor, gudang pupuk yang diketahui milik PT LAJ serta 1 unit minibus rusak dibakar warga.
Yahoza mengaku menerima laporan adanya bentrokan itu, sejumlah aparat dari Pemkab Tebo bersama kepolisian dan TNI sudah turun ke lokasi untuk menenangkan warga yang bertikai.
Sebelumnya, beberapa kasus bentrokan yang melibatkan komunitas SAD dengan warga di Jambi sudah berulang kali terjadi. Akhir 2015 lalu, satu warga meninggal dunia usai bentrok berdarah dengan warga SAD di Kabupaten Merangin.