Liputan6.com, Wamena - Tenaga bidan dan perawat yang tersebar di sejumlah distrik Kabupaten Jayawijaya, Papua, mogok kerja. Aksi ini digelar setelah adanya kasus percobaan pemerkosaan kepada salah satu bidan yang hendak menuju ke tempat tugasnya di Desa Wara, Distrik Liberak, Kabupaten Jayawijaya.
Para bidan dan perawat yang tergabung dalam Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Jayawijaya minta kepada pemerintah untuk perlindungan dan jaminan keamanan, serta pengungkapan pelaku pemerkosaan untuk diproses hukum.
"Tugas kami ini menolong warga, bukan untuk ditodong atau diperkosa. Jangan bunuh semangat kami. Ini adalah kasus ke-37 percobaan pemerkosaan kepada para bidan dan perawat yang bertugas di pedalaman," kata Ketua IBI Kabupaten Jayawijaya, Oliphina Rumbekwan, Minggu (15/5/2016).
Baca Juga
IBI Kabupaten Jayawijaya telah melakukan aksi mogok ini di 19 puskesmas yang tersebar di beberapa distrik. Sementara bidan dan perawat hanya bertugas di RSUD Wamena dan Puskesmas Hom-hom yang terletak di Kota Wamena.
"Sementara untuk puskesmas lain, teman-teman kami (bidan dan perawat) tak akan melakukan tugasnya, sebelum kasus ini diselesaikan," ucap Oliphina.
Tokoh agama setempat, Pastor John Djonga, menilai aksi percobaan pemerkosaan kepada para bidan sudah meresahkan dan tak wajar. Apalagi tugas seorang bidan adalah untuk kemanusiaan.
"Pelaku pemerkosaan diduga tak melakukan aksinya seorang diri, tetapi berkelompok atau paling sedikit dua orang," kata pastor yang memperoleh penghargaan Yap Hien 2009.
Tak hanya petugas medis, para guru yang bertugas di sejumlah distrik di Kabupaten Jayawijaya juga kerap mendapatkan perlakuan yang sama.
"Salah satu kepala sekolah pernah bercerita kepada saya, dia diadang oleh dua orang yang pura-pura mabuk dan hendak memperkosanya. Beruntung ibu kepala sekolah itu bisa menghindar," Pastor John menjelaskan.