Mahasiswa UNY Temukan Lemari Ajaib, Selamat Tinggal Setrika Biasa

Alat perapi pakaian itu diberi nama Hosward. Nama ini merupakan kependekan dari Hot Steam Wardrobe yang sepintas juga menjelaskan fungsinya.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 04 Agu 2016, 07:00 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2016, 07:00 WIB
lemari hosward bikin mahasiswa UNY
(Switzy Sabandar/Liputan6.com)

Liputan6.com, Yogyakarta - Bagi lima mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini, setrika manual masih belum cukup efektif dan efisien di tengah peradaban yang serba cepat. Karena alasan itulah, Hamdani Saputra, mahasiswa UNY Jurusan Pendidikan Teknik Mekatronika bersama empat temannya menggagas penemuan baru yang diklaim lebih canggih dari setrika yang beredar saat ini.

Alat perapi pakaian itu diberi nama Hosward. Nama ini merupakan kependekan dari Hot Steam Wardrobe yang sepintas juga menjelaskan fungsinya.

Alat ini memiliki dimensi mirip dengan brankas. Ukurannya 1,6x0,6x1,6 meter. Perangkat ini terdiri dari aluminium, besi, dan komponen yang mengalirkan arus listrik.

Komponen utama lemari Hosward bikinan mahasiswa UNY. (Switzy Sabandar/Liputan6.com)

Mesin ini memiliki sistem kerja sebagai berikut, chemical smoother dimasukkan ke dalam pemanaslalu dipanaskan sampai menguap. Pada bagian atas tabung dibuat tutup berbentuk radial dan di bagian tengahnya diberi saluran pipa aluminium.

Fungsinya untuk mengalirkan uap kimia di sela-sela pakaian. Selama uap mengalir, secara bersamaan blower bergerak horizontal menyemburkan uap panas bertekanan. Pemanas akan berhenti bekerja untuk membatasi tingkat kelembaban dalam lemari dan hanya blower yang bekerja.

Blower bekerja selama tiga menit untuk merapikan sekaligus mengeringkan pakaian setelah penguapan dengan pemanas selama empat menit. Proses ini diprediksi memakan waktu selama tujuh menit. Apabila dibandingkan dengan setrika konvensional, Hosward jauh lebih efisien.

Proses perakitan lemari Hosward bikinan mahasiswa UNY (Switzy Sabandar/Liputan6.com)

Dalam waktu tujuh menit, alat ini bisa digunakan untuk merapikan tujuh pakaian. Sedangkan setrika biasa hanya dua pakaian.

"Dalam waktu satu jam bisa merapikan 420 pakaian," ujar Hamdani Saputra di Yogyakarta, Rabu (3/8/2016).

Ia menuturkan, Hosward memiliki tiga keunggulan, yakni dapat mengeringkan pakaian yang tingkat keringnya baru 80 persen, dapat merapikan pakaian, sekaligus mewangikan pakaian.

"Selain itu Hosward memerlukan daya yang kecil sehingga alat ini dapat digunakan untuk proses merapikan pakaian dalam skala besar agar efektif dan efisien, salah satunya pada industri laundry," ucap dia.

Sementara itu Ketua Tim Anggi Maulana Amrullah menuturkan, ada beberapa jenis pakaian. Yaitu pakaian yang mudah dirapikan dengan setrika, pakaian yang kurang mudah dirapikan, dan pakaian yang tidak dapat dirapikan dengan setrika.

Hosward diklaim mampu merapikan pakaian yang tidak dapat dirapikan dengan setrika, misalnya gaun pengantin, baju adat, dan baju yang memiliki motif tidak sederhana.

"Alat sejenis yang sudah dikembangkan dan dipatenkan, yaitu alat pencuci dan pengering pakaian, bukan merapikan pakaian," ucap Anggi, mahasiswa UNY Jurusan Pendidikan Teknik Mesin.

Ia menambahkan, untuk menghasilkan produk ini menghabiskan dana sebesar Rp 4 juta. Selain Anggi dan Hamdani, tiga anggota kelompok lain, yakni Muhammad Zaki Fuadi dari Jurusan Matematika), Yuli Arti Jurusan Pendidikan IPA, dan Dadan Sarifahruddin Jurusan Teknik Otomotif.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya