Bayi Diduga Pemakan Ular Dikontrol Puskesmas Serang Setiap Hari

Bayi Arnah merupakan putri pertama dari pasangan Radi alias Ahong dan Arnasah. Balita ini sempat dikabarkan memakan ular hidup-hidup.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 31 Agu 2016, 07:09 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2016, 07:09 WIB
bayi makan ular
(Yandhi Deslatama/Liputan6.com)

Liputan6.com, Serang - Arnah Destiani, bayi 18 bulan yang sempat dikabarkan memakan ular membutuhkan biaya pengobatan. Balita itu menderita penyakit diare dan gangguan pernapasan.

Terkait hal ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang, Banten, mengaku telah menangani bayi Arnah.

"Hari ini sudah ditangani dinkes dan anaknya hari ini kondisinya sehat dan baik-baik saja," kata Kepala Dinkes Kabupaten Serang Sri Nurhayati saat dikonfirmasi melalui pesan singkat di Serang, Banten, Selasa 30 Agustus 2016.

Dia mengatakan, petugas medis dari Puskesmas Pontang setiap hari bakal memantau kesehatan bayi Arnah.

Arnah dan keluarga diketahui tinggal di rumah berukuran 3x5 meter, beralaskan tanah dengan dinding bilik bambu dan beratapkan anyaman kayu kelapa.

"Pihak puskesmas akan rutin mengontrol kondisi kesehatan anaknya," tutur Sri.

Bayi Arnah merupakan putri pertama dari pasangan Radi alias Ahong (37) dan Arnasah (31). Balita ini sempat dikabarkan memakan ular hidup-hidup.

Kondisi Arnah sempat lemah karena menderita diare dan gangguan pernapasan yang diduga diakibatkan oleh lingkungan rumahnya yang tak bersih. Rumah Arnah yang berlokasi di Kampung Linduk, Desa Linduk, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Banten, tersebut dikelilingi sawah dan irigasi dengan air yang kotor.

Bahkan sungai kotor yang berada di depan rumahnya dijadikan tempat mandi cuci kakus (MCK).

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya