Liputan6.com, Paniai - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Paniai, Provinsi Papua, hanya memiliki dua tenaga dokter yang bertugas bersama para perawat, bidan, dan tenaga penunjang lainnya. Mereka bekerja melayani masyarakat setempat selama 24 jam di rumah sakit itu.
"Dokter di Rumah Sakit Deiyai ini tadinya tiga orang, yakni saya sendiri sebagai direktur dan dua dokter umum, yaitu Selpianus Ukago dan Meri," kata Direktur RSUD Deiyai Januarius Mote ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Papua, seperti dilansir dari Antara, Kamis (1/9/2016).
Namun, tiga bulan lalu Meri mendapat beasiswa dari Pemerintah Provinsi Papua untuk melanjutkan pendidikan dokter spesialis. Dengan demikian, hanya dua dokter yang bertugas bersama para perawat dan bidan untuk melayani pasien.
"Hingga kini hanya dua tenaga dokter yang bekerja, yaitu saya sendiri selaku direktur dan Selpi yang terus bekerja selama 24 jam bersama tenaga perawat dan bidan untuk melayani pasien," ujar dia.
Baca Juga
Selain itu, kata dia, aparat sipil negara (ASN) yang bekerja di RSUD Deiyai sebanyak 18 orang. Selebihnya ada 47 pegawai honorer untuk perawat yang masih bekerja dan melayani masyarakat di rumah sakit ini.
"Kami juga telah merekrut tenaga farmasi satu orang, kemudian tenaga perawat sebanyak 36 orang, dan bidang honorer sebanyak 12 orang, tenaga bidan ini empat orang sudah pegawai negeri. Sementara 12 orang tenaga honorer yang kami rekrut sebagai tenaga honorer," ujar dia.
Dia menjelaskan, masing-masing tenaga, baik perawat, bidan, dan satu tenaga dokter ini bekerja 24 jam melayani masyarakat. Termasuk satpam juga bekerja selama 24 jam untuk menjaga keamanan rumah sakit.
"Jumlah satpam yang menjaga keamanan rumah sakit sebanyak 18 orang," ujar dia.
Januarius mengatakan, tenaga cleaning service yang direkrut sebanyak 52 orang karena rumah sakit itu sementara masih dalam pengembangan dan pembangunan.
"Saya mencoba merekrut tenaga kebersihan sebanyak itu untuk mendisiplinkan tenaga-tenaga yang ada ini untuk kemudian dibagikan ke semua ruangan rumah sakit," kata Januarius.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Papua Aloysius Giyai secara terpisah meminta pihak RSUD Deiyai rutin membangun komunikasi dengan Dinas Kesehatan setempat dan Dinas Kesehatan Provinsi Papua terkait hal-hal yang dibutuhkan, termasuk tenaga dokter, agar dicarikan solusi bersama.
"Hingga kini pihak RSUD Deiyai jarang membangun komunikasi dengan kami di Dinas Kesehatan Provinsi Papua. Bahkan kami sering mengundang mereka untuk mengikuti pelatihan dan kegiatannya lainnya, tapi mereka tidak datang," ucap Aloysius.