Siswi SMP Rejanglebong Bengkulu Takut Sekolah Usai Dihukum Fisik

Siswi SMP di Rejanglebong, Bengkulu sudah sebulan tidak masuk sekolah.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 14 Sep 2016, 18:00 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2016, 18:00 WIB
Siswi Bengkulu
Siswi sekolah di Bengkulu takut sekolah usai dihukum fisik (Liputan6.com / Yuliardhi Hardjo Putro)

Liputan6.com, Bengkulu - Desfanisa Rosalina, siswi kelas X SMP Negeri 3 Sindang Kelingi Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu, sudah sebulan tidak berani masuk sekolah. Gadis manis yang pendiam ini mengaku takut setelah dihukum fisik oleh guru agama bernama Usman.

Awalnya, Desfanisa tidak berani menceritakan kepada kedua orang tuanya, dia hanya berdiam diri saja di rumah dan mengatakan tidak mau bersekolah lagi karena guru di sekolahnya jahat. Setelah dipaksa, Desfanisa mengaku dipermalukan sang guru di hadapan teman satu kelas karena dituduh telat datang ke sekolah.

Menurut Fauzi, ayah Desfanisa, saat datang ke sekolah pertengahan Agustus lalu, anaknya datang ke sekolah tepat saat bel tanda masuk dibunyikan. Dengan terburu buru dia langsung menuju kelas. Saat bersamaan sang guru juga masuk, ketika akan duduk di bangku, Desfanisa dibentak dan dipanggil ke depan kelas sambil dipaksa melakukan jump squat.

"Sambil menangis menahan malu, anak saya melakukan jump squat, sejak saat itu, dia jadi takut ke sekolah," kata Fauzi di Rejang Lebong Bengkulu (14/9/2016).

Karena khawatir akan kelangsungan pendidikan anaknya, Fauzi lalu mendatangi kepala SMP Negeri 3 Sindang Kelingi, tetapi jawaban yang diterimanya sangat mengecewakan. Pihak sekolah malah berdalih tidak pernah memberlakukan hukuman fisik kepada murid.

"Di depan kepala sekolah, guru itu mengaku tidak pernah menghukum Desfanisa, padahal semua temannya berani bersumpah menyaksikan Desfanisa dihukum," lanjut Fauzi.

Pihaknya melakukan upaya lain dengan melaporkan masalah ini ke Dinas Pendidikan kabupaten. Sayangnya hingga saat ini belum ada tindakan apapun dari petinggi di dinas tersebut.

Saat dikonfirmasi, Usman sang guru agama menyatakan tidak pernah menghukum Desfanisa. Meskipun dia mengaku menerapkan hukuman itu kepada semua murid yang terlambat masuk kelas.

"Tidak pernah saya melakukan itu, saya berani bersumpah," kata Usman dengan nada tinggi.

Kepala SMPN 3 Sindang Kelingi, Syukur yang baru 10 hari bertugas di sekolah itu mengaku kaget dengan penerapan hukuman fisik oleh guru agama tersebut

"Jump squat kita tutup dulu kita akan cari sanksi yang lain," kata Syukur.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya