Bocah SD Dusun Terpencil di Kalbar Ini Trauma Setelah Diduga...

Korban baru berusia enam tahun dan masih duduk di bangku kelas satu SD di dusun terpencil di Kalbar.

oleh Aceng Mukaram diperbarui 18 Sep 2016, 08:04 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2016, 08:04 WIB
Ilustrasi Pelecehan Seksual Anak
Ilustrasi korban pelecehan seksual pada anak. Sumber: Istimewa

Liputan6.com, Pontianak - Dugaan kasus pemerkosaan kembali mencuat di sebuah desa di Kalimantan Barat (Kalbar). Sungguh miris, korban adalah murid sekolah dasar (SD) di sebuah desa di Kabupaten Sanggau.

M, inisial bocah perempuan ini. Usianya baru mencapai enam tahun dan masih duduk di bangku kelas satu SD. Juru bicara Polda Kalbar Komisaris Besar (Kombes) Suhadi SW mengungkapkan kebenaran kasus kejahatan seksual terhadap anak tersebut.

"Sebut saja namanya Bunga," ucap pria yang memiliki tiga melati di pundaknya itu di Pontianak, Sabtu, 17 September 2016, seraya menjelaskan, korban adalah warga desa di Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau.

"Peristiwa dugaan pemerkosaan ini diketahui oleh seorang bernama Angga, 28 tahun, yang sedang mengendarai sepeda motor. Melihat seorang anak berjalan kaki sambil menangis. Setelah didekati terlihat baju dan celana olahraga korban berlumuran noda berwarna merah yang diduga darah," Suhadi mengungkapkan.

Selanjutnya, Angga memanggil John warga dusun di Kecamatan Tayan Hulu, untuk melihat kondisi korban.

"Dan muncul dugaan warga bahwa anak tersebut merupakan korban pemerkosaan. Dugaan tersebut diperkuat ketika warga mengecek rumah kosong tidak jauh dari ditemukannya korban terdapat segumpal darah tepat berada di belakang rumah," tutur Suhadi.

Kedua warga itu kemudian melaporkan kejadian pilu itu ke Mapolsek Tayan Hulu. Suhadi mengakui, polisi sudah mengambil berbagai langkah atas dugaan pemerkosaan sang bocah.

Menurut Suhadi, polisi juga sudah mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Hal itu dilakukan guna mengetahui detail dugaan pemerkosaan terhadap murid SD di desa terpencil itu.

"Membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau. Dan berkoordinasi dengan Badan Pemberdayaan Perempuan Anak dan Keluarga Berencana (BP2AKB) Kabupaten Sanggau mendampingi korban. Mencari saksi dan mengumpulkan bahan Keterangan dan mencari pelaku," ia menambahkan.

Namun demikian, hingga kini pencabul bocah perempuan desa itu belum tertangkap. "Karena korban belum mau diajak bicara," sebut Suhadi.

Lebih lanjut Suhadi mengatakan, polisi terus-menerus membujuk korban supaya bisa menjelaskan terkait dugaan pemerkosaan.

"Namun karena korban masih trauma, polisi belum bisa mengorek keterangan dari korban. Mudah-mudahan pelakunya cepat tertangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," juru bicara Polda Kalbar tersebut memungkasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya