Tim Khusus Tangani Banjir Garut

Masyarakat harus waspada karena potensi banjir masih besar.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Sep 2016, 19:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2016, 19:00 WIB
Diterjang Banjir, Ini Sederet Potret Terkini Garut
Foto-foto yang telah banyak beredar di media sosial ini memperlihatkan kondisi Garut pasca banjir bandang. (Foto: Facebook/M Ria Satria)

Liputan6.com, Bandung - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat telah mengirimkan tim khusus yang menjadi tim pendahulu. Tim terdiri dari petugas data informasi, SAR, logistik, sebanyak 20 orang ke lokasi banjir bandang di [Kabupaten Garut](/2607164 ""). Tim ini akan mendata berapa jumlah korban, wilayah terdampak, dan kerugian materiil yang ditimbulkan.

Kepala BPBD Provinsi Jawa Barat Haryadi Wargadibrata mengatakan yang terkena dampak sekitar 500 keluarga di tujuh kecamatan. Saat ini dilaporkan, air sudah surut namun, ratusan relawan dan petugas penyelamat dan bantuan dari berbagai lembaga terus melakukan pencarian dan penyelamatan korban.

Banjir bandang terjadi akibat hujan yang turun sejak Selasa (20/9/16) dalam intensitas tinggi dan berdurasi panjang, ditambah tingginya tingkat kerentanan tanah, serta meluapnya Sungai Cimanuk ke tujuh kecamatan tersebut.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan bahwa bantuan untuk korban bencana longsor dan banjir bandang yang melanda beberapa kecamatan di Kabupaten Garut dan Kabupaten Sumedang sudah disalurkan. Bantuan tersebut, kata Aher, sapaan akrab Ahmad Heryawan, ialah berupa makanan, peralatan tidur, hingga dapur umum.

"Bantuan sudah, tidak ada masalah. Bantuan dalam arti makanan, selimut, dapur umum. Keperluan bagi para pengungsi juga sudah ada, sudah memadai," kata dia.

"Antisipasi dalam arti mitigasi bencana sudah dilakukan. Evakuasi masyarakat sudah, pertolongan pada masyarakat sudah, pencarian masyarakat juga sudah termasuk posko juga sudah ada," lanjut dia.

Aher mengatakan bahwa hingga kini upaya lain juga sudah dilakukan seperti pencegahan atau mitigasi bencana, evakuasi, dan pencarian korban. Mitigasi tersebut melibatkan berbagai pihak seperti tim SAR dari BPBD Provinsi Jawa Barat, BPBD Kabupaten Garut, dan Kabupaten Sumedang, aparat pemerintah daerah setempat serta pihak TNI dan Kepolisian.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan dalam waktu yang hampir bersamaan terjadi longsor di Desa Cimareme, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat pada Selasa (20/9) pukul 22.00 WIB.

Menurut Sutopo, dua unit rumah tertimbun tanah longsor dan dua orang ditemukan tewas dan diduga dua orang masih tertimbun longsor. Pencarian korban masih dilakukan. Saat ini Tim Reaksi Cepat BNPB dan BPBD Provinsi Jawa Barat memberikan pendampingan penanganan darurat BPBD Garut dan BPBD Sumedang.

Kebutuhan mendesak saat ini adalah dana siap pakai untuk operasional penanganan darurat. Beras dan pemakanan diperlukan untuk penanganan pengungsi. "Masyarakat diimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan dari ancaman banjir dan longsor. Hujan akan terus meningkat hingga puncaknya Januari 2017 mendatang," kata dia.

La Nina, dipole mode negatif (kondisi suhu muka laut di bagian Barat Sumatera lebih hangat dari suhu muka laut di Pantai Timur Afrika sehingga menambah pasokan uap air yang
menimbulkan bertambahnya curah hujan untuk wilayah Indonesia Bagian Barat) dan hangatnya perairan laut di Indonesia menyebabkan hujan melimpah, lebih besar dari normalnya sehingga dapat memicu banjir dan longsor.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya