Petani Mukomuko Didorong Ganti Sawit dengan Padi

Pendapatan petani yang mempunyai lahan sawah lebih tinggi dibandingkan pendapatan petani kebun sawit

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 06 Okt 2016, 09:01 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2016, 09:01 WIB
Sawah (Ilustrasi)
Sawah (Antara Foto)

Liputan6.com, Mukomuko - - Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu terus mendorong para petani kelapa sawit untuk menggantinya menjadi padi.

"Kami mendorong petani menanam padi guna meningkatkan perekonomiannya. Karena pendapatan petani sawah lebih besar dari sawit," kata Kabid Pertanian Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Mukomuko Hari Mastaman di Mukomuko, Rabu, 4 Oktober 2016, seperti dilansir Antara.

Ia mengatakan hal itu karena pendapatan petani yang mempunyai lahan sawah seluas satu hektare lebih tinggi dibandingkan pendapatan petani kebun sawit yang mempunyai lahan seluas satu hektare.

Berdasarkan analisanya produksi gabah kering panen sebanyak tujuh ton per hektare dengan harga gabah sebesar Rp 4.700 per kilogram, maka petani masih dapat sebanyak Rp 39.900.000 per empat bulan.

"Dari pendapatan sebesar itu dikurangi biaya produksi, tenaga kerja, dan operasional sebesar 40 persen, maka petani masih mendapatkan keuntungan sebanyak Rp 24 juta dibagi empat menjadi Rp 6 juta per bulan," ia menjelaskan.

Adapun dengan produksi tandan buah segar kelapa sawit sebesar delapan ton per empat bulan, petani setempat hanya mendapatkan Rp 9.600.000 dibagi empat menjadi Rp 2.250.000 per bulan. Dengan pendapatan sebesar itu, maka masuk akal jika petani setempat sudah banyak yang kembali menanam padi.

"Situasi sekarang ini berbanding lurus dengan sebelumnya. Petani sekarang itu sudah banyak yang memanfaatkan lahan menjadi sawah," ujar kepala bidang di Pemerintah Kabupaten Mukomuko tersebut.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya