Liputan6.com, Banjarnegara - Gumelem Ethnic Carnival (GEC) yang digagas masyarakat desa wisata Gumelem, Kecamatan Susukan, Banjarnegara, Jawa Tengah, bakal digelar 19-20 November mendatang. Gelaran yang dikemas dalam tajuk Pagelaran Kota Pusaka ini menyuguhkan berbagai atraksi budaya masyarakat setempat.
Juru bicara GEC, Novi Ali Nurmansyah, mengatakan, tahun ini Gumelem Ethnic Carnival dikemas sedikit berbeda dengan adanya sejumlah rangkaian ajang. Tetapi panitia tetap mengangkat potensi wisata budaya di desa Gumelem Wetan dan Kulon.
"Rangkaian event-nya ada Keroncong Serayu dan karnaval fashion jalanan ala desa. Konser keroncong kali ini menghadirkan Orkes Voice of Citizen (VOC) dari Yogyakarta, Congculi dari Purworejo, Fajar Sopsan dari Banyumas yang tampil bersama OK Spektakuler dan gabungan musisi keroncong Banjarnegara. Konser mini keroncong ini digelar di tepian Sungai Serayu, Sabtu (19 Oktober 2016) malam," ujar dia di Banjarnegara, Minggu, 23 Oktober 2016.
Advertisement
Baca Juga
Novi menjelaskan, karnaval busana Pagelaran Kota Pusaka digelar pada siang hari. Event ini merupakan kampanye pencanangan kawasan Gumelem hingga Purwareja Klampok sebagai Kota Tua yang memiliki sejumlah peninggalan sejarah di Banjarnegara.
Menurut Novi, GEC kali ini menjadi wahana bagi para pelaku seni tradisi maupun kontemporer. Hal itu diwujudkan dalam pertunjukan seni tradisi, tari, musik, batik, kerajinan, seni rupa, seni kriya dan pameran fotografi kota tua.
"Pagelaran Kota Pusaka ini rencananya berbarengan dengan pertunjukan seni tradisi, pembuatan batik, pembuatan gula kelapa, keramik, peragaan busana rencananya di Jalan Desa Gumelem Wetan. Pelajar dari sejumlah sekolah juga dilibatkan untuk mengisi acara," ia menjelaskan.
Adapun Desa Gumelem, baik Gumelem Wetan maupun Gumelem Kulon dikenal sebagai penghasil kerajinan batik. Oleh karena itu event GEC secara khusus menampilkan produk-produk kerajinan batik tulis melalui peragaan busana batik oleh warga desa.
"Wisatawan yang datang mendapat kesempatan untuk terlibat dan mencoba ikut membatik dalam workshop khusus membatik yang digelar selama GEC berlangsung," ia menambahkan.
Koordinator GEC, Budhi Hermanto, mengatakan, rangkaian event ini sejatinya sudah dibuka pada pagelaran wayang kulit 1 Oktober lalu di Desa Merden. Akan tetapi, puncaknya baru digelar pada bulan November. "Kegiatan sepenuhnya dipusatkan di Gumelem, karena kami ingin mengenalkan potensi wisata dan seni tradisi di kawasan tersebut," kata dia.