3 Peneliti Indonesia Tes Keaslian Arca Purba Pakai Nuklir

Pemakaian nuklir dalam uji keaslian arca purba itu disebut yang pertama kali di dunia.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 11 Nov 2016, 15:53 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2016, 15:53 WIB

Liputan6.com, Surabaya - Tiga peneliti dari pakar nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Prof Samin Prihatin, pakar arkeometalurgi UGM Prof Timbul Haryono, dan motivator Surabaya Johan Yan, mampu mengidentifikasi keaslian benda cagar budaya menggunakan teknologi nuklir.

Johan menuturkan, setelah meneliti selama lima tahun, teknologi nuklir terbukti mampu untuk mengidentifikasi benda cagar budaya. Dengan begitu, akan diketahui apakah benda cagar budaya tersebut asli atau palsu.

"Penelitian pertama dilakukan pada Maha Nandi, arca lembu dari abad IX atau setidaknya abad X yang berukuran 30 cm," tutur Johan usai peluncuran bukunya berjudul Maha Nandi dalam Perspektif Arkeometalurgi dan Teknologi Nuklir di Tugu Pahlawan, Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 10 November 2016.

Johan mengklaim pemanfaatan nuklir dalam proses identifikasi benda cagar budaya itu merupakan yang pertama di dunia. Dengan metode itu, proses identifikasi kandungan arkeometalurgi atau metal purba dari sebuah benda cagar budaya bisa dilakukan hanya dalam waktu 10 menit.

"Sedangkan bila memakai metode konvensional dengan pemanfaatan bahan kimia C14, maka akan membutuhkan waktu berminggu-minggu. Bahkan sampai berbulan-bulan," kata Johan.

Johan menjelaskan cara kerja metode itu adalah dengan menyorotkan sejumlah neutron ke benda cagar budaya memakai alat spektrometer sinar X. Alat itu saat ini hanya tersedia di kamar reaktor nuklir Batan. Nantinya, semua data komposisi dari benda cagar budaya ini dapat teridentifikasi, terutama yang berbahan metal.

"Metode ini bisa mengantisipasi adanya pencurian benda cagar budaya, yang biasanya dengan modus mengganti sama yang palsu. Serta mencegah penipuan atau penjualan benda cagar budaya palsu," ucap Johan.

Hal senada dikatakan Prof Samin Prihatin. Dia mengakui metode tersebut merupakan hal yang relatif baru dan pertama kali di dunia teknologi nuklir.

Metodologi itu, kata dia, akan mampu mendorong kalangan akademisi, terutama yang bergerak di bidang arkeologi untuk terus berinovasi dalam penggunaan nuklir untuk menyelamatkan dan melestarikan benda cagar budaya.

"Pemanfaatan teknologi nuklir ini sebelumnya hanya untuk uji lingkungan, seperti menguji limbah padat, limbah cair dan lainnya. Tapi, sekarang teknologi nuklir bisa mengidentifikasi benda cagar budaya. Metode ini baru dilakukan pada arca Maha Nandi," ujar Samin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya