Liputan6.com, Jakarta - Dalam seminggu, longsor menerjang Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat (Jabar). Terhitung, longsor menerjang pada Minggu, 13 November, hingga Jumat, 18 November 2016.
Demikian resume kejadian gerakan tanah dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yang diterima Liputan6.com, Selasa (29/11/2016).
Dalam resume tersebut, terungkap fakta-fakta menarik gerakan tanah yang memicu longsor tersebut.
Advertisement
1. Tanpa Penahan
Curah hujan yang tinggi menerja Kampung Kramat, Desa Cikahuripan dan Kampung Sukaluyu, Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Akibatnya, longsor terjadi menutup jalan Kolonel Masturi di kampung tersebut.
Longsor terjadi pada Minggu, 13 November 2016, sekitar pukul 19.15 WIB. Jenis gerakan tanah adalah longsoran bahan rombakan.
"Gerakan tanah berasal dari tebing setinggi 70 meter dan menutupi badan jalan. Di sekitar lokasi juga terjadi retakan di jalan sepanjang 50 meter," kata Ego.
Baca Juga
Dampaknya, ia menambahkan, Kampung Kramat, Desa Cikahuripan, jalur Lembang-Cisarua terputus. Selain itu, Kampung Sukaluyu, Desa Jayagiri, satu rumah rusak. "Empat orang meninggal dunia," ujar dia.
Penyebabnya, curah hujan yang tinggi sebelum dan saat terjadi gerakan tanah, serta lereng yang terjal dan tanpa penahan.
2. Tanah Mudah Lepas dan Jenuh Air
Longsor kembali menerjang Kecamatan Lembang pada Senin 14 November 2016. Kampung Andir, Desa Gudangkahuripan, Kecamatan Lembang diterjang longsoran bahan rombakan.
Akibatnya dua orang luka-luka, satu rumah rusak, sedangkan belasan rumah terancam. Curah hujan yang tinggi menerjang sebelum dan saat terjadi gerakan tanah.
Penyebanya, lereng yang terjal dan tanpa penahan. "Tanah pelapukan yang tebal dan bersifat poros, mudah lepas dan jenuh air," kata dia.
3. Tanah Berpori
Masih di hari yang sama, longsor menerjang The MAJ Collection Apartemen jalan Ir H Djuanda, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar). Longsoran bahan rombakan sepanjang 30 meter dengan ketinggian 15 meter itu menerjang sekitar pukul 04.00 WIB.
Penyebab longsor, karena sifat tanah yang lapuk dan mudah luruh jika terkena air. "Banyaknya air permukaan yang meresap ke dalam tanah melalui pori tanah akan meningkatkan beban pada lereng, sehingga membuat lereng menjadi tidak stabil," beber dia.
4. Alih Fungsi dan Mata Air
Longsor juga menerja Kampung Cikatomas, RT 05/03, Desa Citatah, Kecamatan Cipata, Kabupaten Bandung Barat Jabar. Longsor yang membuat tujuh rumah rusak itu terjadi pada pukul 10.00 WIB.
Penyebabnya, erosi lateral Sungai Cirawa, sifat fisik pelapukan yang gembur, sarang dan tebal lebih dari 5 meter. Selain itu, kemiringan lereng terjal lebih dari 30 derajat.
"Adanya perubahan fungsi lahan dari kebun karet menjadi palawija dan adanya mata air pada lereng," ungkap dia.