Jurus Meredam 'Pedasnya' Harga Cabai di Yogyakarta

Operasi pasar cabai rawit merah menjadi usulan guna menurunkan harga cabai rawit merah yang melambung tinggi.

oleh Yanuar H diperbarui 10 Jan 2017, 07:33 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2017, 07:33 WIB
20170106- Harga Cabai Terus Merangkak Naik-Tangerang-Angga Yuniar
Dari pasca tahun baru hingga saat ini harga cabai rawit merah terus mengalami peningkatan dan diikuti komoditas pokok lainnya, Tangerang, Jumat (6/1). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Masyarakat heboh karena harga cabai rawit merah melonjak tinggi di pasaran. Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), misalnya, harga cabai rawit merah berada di angka Rp 90 ribu sampai Rp 95 ribu per kilogram. Kondisi ini membuat sebagian masyarakat mengurangi konsumsi makanan yang mengandung cabai.

Melihat hal ini Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Yogyakarta melakukan beberapa langkah untuk mengendalikan harga cabai ini. Salah satunya dengan operasi pasar di beberapa pasar di DIY. Namun wacana ini sedang dikordinasikan dengan pihak Bulog DIY.

"Tahun ini kita coba. Keputusan rapat tadi seperti itu. Sekarang Bulog dimungkinkan untuk melakukan operasi pasar selain beras termasuk bawang cabai dan daging sapi. Tapi memang belum dimulai, karena tidak mudah melakukan operasi pasar cabai rawit merah," ujar Ketua II TPID Yogyakarta, Arif Budi Santoso di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta, Senin, 9 Januari 2017.

Arif mengatakan, operasi pasar cabai rawit merah menjadi usulan guna menurunkan harga cabai rawit merah yang melambung tinggi. Arif mengatakan sebenarnya pasokan cabai rawit merah di DIY sangat surplus. Karena diketahui kebutuhan cabai rawit di DIY mencapai dua ton per hari. Sementara saat ini Yogyakarta memiliki produksi yang melebih jumlah kebutuhan itu. Bahkan saat ini 1.300 hektare cabai rawit merah sudah siap dipanen dalam waktu dekat.

"Sebenarnya ini hanya karena musim masyarakat tidak menanam cabai. Sebenarnya di Yogyakarta ini masih ada 1.300 ha cabai rawit merah yang akan siap dipanen. Hasilnya di Yogyakarta itu mencukupi, tapi pasar kan hasil Jogja diminati luar Jogja itu," ujar dia.

Arif mengatakan pula, meningkatnya harga cabai rawait merah ini memang mempengaruhi inflasi, namun bobotnya masih dihitung lagi. Yang jelas, untuk kondisi inflasi di Yogyakarta, pengaruh melambungnya cabai rawit merah ini masih relatif kecil.

"Ada kenaikan, pasti ada dampak. Namun untuk menghitung inflasi itu ada 282 komoditas yang dihitung, bobotnya masing-masing berbeda, makanya kita hitung," sebut Arif.

Ia berharap kepada masyarakat agar tidak panik menyikapi melonjaknya harga cabai ini. Warga diminta wajar untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, khususnya cabai rawit merah.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya