Pengakuan Memilukan 5 Anak Selama Tinggal di Panti Asuhan Maut

Dari lima anak yang telah diserahkan pemilik panti asuhan maut, tinggal dua yang belum diketahui keberadaannya. Di mana mereka?

oleh M Syukur diperbarui 01 Feb 2017, 11:02 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2017, 11:02 WIB
 Jumlah Panti Asuhan Maut Terus Bertambah di Pekanbaru
Panti terakhir yang berada di bawah naungan Yayasan Tunas Bangsa ditemukan.

Liputan6.com, Pekanbaru - Lili Rachmawati, pemilik Yayasan Tunas Baru, melalui suaminya, Idang, menyerahkan lima anak panti asuhan maut yang selama ini disembunyikan dalam pelarian.

Setelah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan penyidik, pemilik Yayasan Tunas Baru, Lili Rachmawati, yang awalnya berbelit-belit kepada petugas akhirnya bersikap kooperatif.

Kelima anak yang terdiri atas satu laki-laki dan empat perempuan itu dibawa oleh suaminya yang biasa dipanggil Idang. Lili mengaku berat menyerahkan anak-anak itu karena mengaku masih sayang.

"Saya sangat sayang dengan anak-anak itu," kata Lili kepada penyidik Perlindungan Perempuan dan Anak Satuan Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru, Selasa, 31 Januari 2017.

Lili mengaku menyembunyikan anak itu selama ini karena tak sanggup berpisah. Dia menyebut anak-anak itu sudah dirawatnya sejak kecil hingga ada yang berumur 7 tahun.

"Tak bisa saya pisah dengan anak-anak saya itu," kata Lili.

Sebelumnya, anak-anak itu tiba di Mapolresta Pekanbaru sekitar pukul 19.00 WIB bersama Idang. Mereka kemudian diobservasi terlebih dahulu.

Idang, kepada penyidik, menyebut membawa anak-anak itu memakai angkot. Selama ini mereka disembunyikan di rumah Lili dan dirinya di dekat Pasar Bawah, Kecamatan Senapelan, Pekanbaru.

Sebelum diperiksa, anak-anak panti itu dibuat ceria dengan diberi mainan dan diajak bermain bersama oleh polisi wanita. Mereka terlihat gembira menerima permainan dimaksud.

Saat diobservasi, kelima anak-anak itu menyampaikan pengakuan menyedihkan. Mereka mengaku tak mendapatkan kehidupan layak di panti asuhan tempat M Ziqli (18 bulan) meninggal dunia.

Kepada penyidik, anak-anak yang berumur di bawah 7 tahun ini mengaku dipaksa Lili mengemis di beberapa lokasi keramaian di Kota Pekanbaru.

Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bimo Ariyanto tak menampik hal tersebut. Hanya saja, menurut dia, pengakuan ini masih didalami dan bakal dijadikan untuk melengkapi berkas tersangka Lili.

"Masih didalami, pengakuannya begitu (disuruh menjadi pengemis)," kata mantan Kasat Reskrim Polres Kota Dumai ini.

Bantahan Pemilik Panti Asuhan

Panti Asuhan Maut Beroperasi Ilegal 5 Tahun, Dinsos di Mana?
Total empat panti yang dikelola pemilik panti asuhan maut. (Liputan6.com/M Syukur)

Pengakuan kelima anak itu langsung dibantah Idang. Dia menyebut istrinya Lili dan pengelola lainnya tak pernah meminta melakukan hal tersebut.

Idang menyatakan semua penghuni panti asuhan di Kecamatan Tenayan Raya itu dirawat baik. "Tidak ada kami menyuruh minta-minta sama orang. Semua kami rawat dengan baik," ucap Idang.

Idang juga menyebut tidak ada anak lain lagi yang disembunyikan istrinya itu. Lima anak disebut merupakan penghuni terakhir dari panti yang dibawanya ke sebuah rumah di Pasar Bawah, Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru.

"Yang lainnya sudah dikembalikan ke kerabatnya di Kota Dumai dan Pekanbaru. Cuma tinggal ini, tak ada yang disembunyikan," kata Idang.

Sementara itu, Kasat Reskrim Bimo menyebut anak-anak setelah dimintai keterangannya akan diserahkan ke Dinas Sosial. Tujuannya supaya dibawa ke rumah aman milik Dinas Sosial Riau.

Di rumah aman itu, kata Kasi Pelayanan Nafzah dan Perdagangan Orang di Dinas Sosial Riau, Dewi Kartini, kondisi anak-anak panti asuhan bakal dipulihkan.

"Di rumah aman dipulihkan trauma dan psikisnya. Setelah itu dibawa ke panti anak milik Dinas Sosial," kata Dewi Kartini.

Dengan penyerahan anak ini, sudah ada 10 penghuni panti asuhan Yayasan Tunas Bangsa diselamatkan. Sebelumnya, dua anak ditemukan di panti asuhan ketika dilakukan sidak, dan tiga lagi di panti jompo di Jalan Cendrawasih.

Dengan jumlah ini, masih ada dua anak yang masih dicari. Pasalnya, menurut data yang dikumpulkan, ada 12 anak yang menjadi penghuni panti maut, tempat tinggal terakhir M. Ziqli (18 bulan) sebelum dijemput ajal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya