Liputan6.com, Pekanbaru - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Pekanbaru menyatakan pengusaha angkutan umum yang melayani rute Riau-Sumatera Barat merugi akibat bencana longsor dan banjir di jalur lintas Riau-Sumbar. Kejadian itu sudah berlangsung sejak Jumat dini hari, 3 Maret 2017.
Ketua Organda Pekanbaru Syaiful Alam menjelaskan, kerugian itu disebabkan terjadinya penurunan penumpang, baik dari Pekanbaru dengan tujuan Sumbar maupun sebaliknya.
"Penurunan penumpang sekitar 20 hingga 40 persen," kata dia, Senin petang, 6 Maret 2017.
Meskipun ada jalur alternatif yang disediakan, yaitu di jalur Kiliran Jao di Kabupaten Kuantan Singingi, pihak travel disebutnya masih merugi. "Soalnya, pihak travel harus memutar lebih jauh kalau lewat jalan itu. Harus menempuh perjalanan lebih lama, yaitu 12 jam," tutur Syaiful.
Akibat durasi itu, biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha transportasi Riau-Sumbar menjadi lebih tinggi. Terkait ini, pihaknya memberikan kewenangan kepada pengusaha angkutan untuk menaikkan harga tiket guna menutupi biaya yang dikeluarkan.
Baca Juga
Advertisement
"Tapi, jangan terlalu tinggi menaikkan ongkosnya karena akan memberatkan masyarakat. Kalau terlalu tinggi, masyarakat enggan menggunakan travel jadi malah semakin rugi," kata Syaiful.
Syaiful menerangkan, ada 15 perusahaan travel yang melayani Riau-Sumbar dan tergabung Organda Pekanbaru. Semuanya masih tetap beroperasi dan tetap melayani masyarakat melewati jalur alternatif yang ada.
"Pasalnya, jalur lintas yang putus sekarang akibat longsor merupakan jalur yang biasa digunakan oleh pengusaha angkutan umum," kata dia.
Sebelumnya, puluhan titik longsor terjadi di jalan lintas Riau-Sumatera Barat menyusul tingginya curah hujan dalam sepekan terakhir. Hingga kini, petugas gabungan masih berusaha membersihkan material, meskipun sudah ada jalan baru yang hanya bisa dilewati sepeda motor dan mobil kecil.
Pengalihan Jalur
Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kampar mengalihkan arus di Jalan Lintas Bangkinang Rantau Berangin Kilometer 67/70 (jalan nasional) yang menghubungkan Provinsi Riau dengan Sumatera Barat serta akses ke Kabupaten Rokan Hulu ke beberapa jalur alternatif karena ambles.
"Kita menempatkan personel untuk mengalihkan arus ke jalur alternatif dan melaksanakan pengaturan di beberapa titik," kata Kepala Satlantas Polres Kampar, AKP Masud Ahmad, dilansir Antara, Selasa (7/3/2017).
Sekitar pukul 17.35 WIB, di lokasi tersebut terdapat jalan ambles sepanjang sekitar kurang lebih 8 meter dan lebar sekitar kurang lebih 3 meter. Hal itu menyebabkan jalan menuju Rantau Berangin untuk ke Rohul dan Sumbar dari Bangkinang tidak dapat dilalui kendaraan, baik itu roda dua maupun roda empat.
Untuk mengatur pengalihan itu, polisi menempatkan masing-masing dua personel di beberapa titik. Di antaranya di Simpang Pasar Kuok, Jembatan Pasar Kuok, Simpang Pulau Empat, Simpang Pulau Jambu, Simpang Menanti Muara Uwai, Simpang Kampung Gadang, dan di Pos Lantas 902 Bangkinang.
"Kita juga membuat spanduk dan penunjuk arah yang akan dipasang di titik-titik jalur alternatif," ujar dia.
Dia menambahkan pihaknya juga berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kampar. Kemudian, Kepala Dinas PU mengaku telah berkoordinasi dengan Balai Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (BP2JN).
"Dengan hasil BP2JN akan mengirim PT. Virajaya untuk melaksanakan perbaikan jalan," kata dia.
Jalan lintas Provinsi Riau-Sumatera Barat, tepatnya di Kilometer 69-70, Dusun Bukit Agung, Desa Kuok, Kecamatan Kuok, itu ambles sedalam lebih dari dua meter pada Senin petang. Lokasi yang ambles itu terjadi di sekitar gorong-gorong air.
Diduga, amblesnya jalan itu disebabkan curah hujan yang tinggi terjadi di Kabupaten Kampar dalam beberapa hari terakhir hingga menyebabkan kontur tanah menjadi tidak kuat.
Advertisement