Liputan6.com, Jakarta Pagi itu tidak seperti hari biasanya. Aditya Johan Mahendra berjanji dengan teman-temannya untuk bertemu di persimpangan Kampung Pulosari, Malangjiwan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Ia rela bangun pagi demi janji yang sudah disepakati beberapa hari sebelumnya.
Aditya pun dengan rela menunggu delapan temannya yang juga belum terlihat. Ia sedikit gusar karena waktu semakin terus berjalan. Anak laki-laki ini takut untuk ketinggalan salat Subuh berjemaah di Masjid Al Iman Tanjungsari, Ngemplak, Boyolali. Lokasinya tidak kurang sekitar 1,5 kilometer dari rumah mereka masing masing.
"Ya sudah bangun sejak pukul 04.00 WIB. Janjiannya sudah lama, jadi kita tunggu sampai komplit baru ke masjid," ucap Aditya di Masjid Al Iman Tanjungsari, Minggu, 26 Maret 2017.
Baca Juga
Menariknya anak-anak berusia belasan tahun ini sudah siap berangkat ke masjid dengan tujuan utama salat Subuh berjemaah. Jarak lebih dari satu kilometer itu ditempuh dengan bersepeda.
Ia mengaku sudah suka dengan salat Subuh berjamaah di Masjid Al Iman Tanjungsari ini sejak beberapa bulan terakhir. Lalu, ia pun mengajak teman temannya hingga berjumlah sembilan orang.
"Hari ini yang keempat kali saya salat di sini. Suasananya enak di sini," ujar Aditya.
Advertisement
Setelah salat Subuh, ia juga senang dapat tausyiah dari ustaz yang datang. Ditambah menu makanan pagi yang enak disantap usai tausyiah membuat Aditya sering datang ke masjid tersebut hingga mengajak teman-temannya.
"Ya, sama teman-teman, saya ajak pokoknya," kata dia.
Adapun ketua panitia salat Subuh berjemaah di Masjid Al Iman Tanjungsari, Maksum mengatakan, kegiatan ini adalah kali ke-19 digelar di masjidnya. Semua berawal dari pemuda di masjid ini yang semangat menunaikan salat Subuh berjemaah.
Bahkan, hingga pekan ke-19, jumlah anggota jemaah semakin banyak. Jemaah tidak hanya dari warga Tanjungsari, tapi juga penduduk sekitar kampung. "Ya, ada beberapa yang banyak dari luar Tanjungsari. Macam-macam motivasinya," tutur Maksum.
Menurut dia, jemaah dari luar kampung tidak hanya anak-anak, tapi juga orang dewasa. Mereka mengetahui gerakan salat Subuh mulai dari media sosial hingga dari mulut ke mulut. Lantaran itulah, strategi lainnya masih disimpan untuk menarik jumlah jemaah semakin banyak lagi.
"Ya pokoknya mulai dari gethok tukar sampai media sosial kami mereka tahunya. Termasuk juga dari berita di Liputan6.com kemarin juga," ujar dia.