Buaya 4 Meter Nyaris Terkam Pemuda Saat Mencari Sinyal

Teror buaya besar itu kembali terjadi di kampung halaman Gubernur Jambi Zumi Zola.

oleh Bangun Santoso diperbarui 12 Apr 2017, 10:01 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2017, 10:01 WIB
Teror buaya Jambi
Buaya sepanjang empat meter berhasil ditangkap warga. (Liputan6.com/Bangun Santoso)

Liputan6.com, Jambi - Warga di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) kembali dibuat geger oleh teror buaya sepanjang empat meter. Seorang warga bernama Rohan, warga Desa Pandan Lagan, nyaris kehilangan nyawa akibat diserang predator sungai itu.

Kabupaten Tanjabtim merupakan daerah kampung halaman keluarga besar Gubernur Jambi, Zumi Zola. Sebelum menjadi gubernur, Zumi Zola juga pernah menjabat sebagai Bupati Tanjabtim.

Budi (34), salah seorang warga Desa Pandan Lagan menceritakan, sebelum peristiwa itu terjadi, pada Senin malam, 10 April 2017 sekitar pukul 20.30 WIB, Rohan (26) tengah berjalan keluar rumah untuk mencari sinyal telepon genggam yang memang masih sulit di daerah itu.

Saat melintas di pinggir sungai, tiba-tiba seekor buaya besar datang menyambar. Beruntung, Rohan masih sigap melompat dan berhasil menghindari sambaran sang raja sungai. Kontan saja, ia berteriak sekeras-kerasnya meminta tolong kepada warga.

"Kami ramai-ramai langsung datang sambil ada yang membawa jaring," ujar Budi saat dihubungi Selasa malam, 11 April 2017.

Sementara sebagian warga lainnya melapor ke Polsek Geragai. Butuh waktu satu jam lebih hingga warga berhasil menangkap buaya sepanjang empat meter itu. Oleh warga, buaya tersebut rencananya diserahkan kepada Balai Konservasi, Sumber Daya Alam (BKSDA).

"Rencananya Selasa siang tadi diserahkan ke BKSDA," kata Budi.

Menurut Budi, kawanan buaya memang kerap muncul di Desa Pandan Lagan dan sekitarnya. Kondisi wilayah yang berawa serta banyak alur sungai-sungai kecil yang merupakan anak Sungai Batanghari menjadikan sebagian besar daerah di Kabupaten Tanjabtim salah satu habitat buaya di Jambi.

"Kami beberapa kali melihat buaya di sekitar rumah warga. Yang lain masih ada, bahkan lebih besar ukurannya," tutur Budi.

Buaya-Buaya Tergusur

Ilustrasi buaya
Ilustrasi buaya (Wikipedia)

Teror buaya sebelumnya juga menimpa seorang warga Kabupaten Tanjabtim bernama Ambo Tang (40). Pada 7 Maret 2017 lalu, Ambo Tang nyaris kehilangan nyawa usai diterkam dan diseret buaya saat berada di pinggir sungai.

Beruntung Ambo Tang masih bisa melepaskan diri. Namun, ia mengalami luka cukup serius di bagian kaki akibat terkaman buaya. Usai peristiwa itu, warga beramai-ramai mencari dan berhasil menangkap seekor buaya cukup besar. Buaya tangkapan warga itu kemudian diserahkan ke BKSDA Jambi.

Sebelumnya, Kepala Seksi Wilayah III BKSDA Jambi, Faried mengatakan sebagian wilayah di Kabupaten Tanjabtim memang memiliki populasi buaya yang cukup banyak.

Hal itu seiring kondisi wilayahnya yang dialiri jalur sungai. Beberapa desa di antaranya merupakan bekas kawasan hutan yang sebelumnya menjadi habitat buaya. Satu di antaranya adalah Desa Catur Rahayu di Kecamatan Dendang.

Sebelum menjadi pemukiman, Desa Catur Rahayu merupakan kawasan hutan. Kondisi berubah saat program transmigrasi, yang membuka lahan-lahan baru untuk pemukiman di daerah itu.

"Alih fungsi ini mempengaruhi habitat buaya sehingga kerap muncul," ucap Faried.

Karena statusnya bukan kawasan konservasi, pihak BKSDA hanya melakukan sosialisasi agar masyarakat di kampung keluarga besar Gubernur Jambi, Zumi Zola itu waspada binatang buas dan liar. Salah satunya adalah buaya.

"Namun jika diperlukan, kami (BKSDA) siap memindahkan buaya-buaya itu ke lokasi yang jauh dari pemukiman," kata Faried.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya