Lagu Ebiet G Ade Warnai Aksi Galang Dana Longsor Ponorogo

Petikan gitar dan nyanyian lagu balada bertema sosial mewarnai penggalangan dana bantuan korban longsor Ponorogo yang digelar Komunitas Pe

oleh Dhimas Prasaja diperbarui 02 Mei 2017, 15:30 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2017, 15:30 WIB
Longsor Ponorogo
Komunitas Pencinta Alam di Surabaya, menggalang dana bantuan korban bencana longsor di Kabupaten Ponorogo. (Liputan6.com/Dhimas Prasaja)

Liputan6.com, Surabaya - Petikan gitar dan nyanyian lagu balada bertema sosial mewarnai penggalangan dana bantuan korban longsor Ponorogo yang digelar Komunitas Pencinta Alam di Surabaya, Jawa Timur. Sentilan penyanyi balada legendaris Ebiet G Ade kembali menyelip. 

"Barangkali di sana
ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana

Mungkin Tuhan mulai bosan
melihat tingkah kita
yang selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa

Atau alam mulai enggan
Bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya
pada rumput yang bergoyang"

Beberapa larik dari lagu lawas bertajuk "Berita Kepada Kawan" karya Ebiet G Ade itu pun begitu syahdu terdengar. Seolah ingin menggugah kepedulian terhadap sesama manusia yang terkena bencana alam seperti longsor di Kabupaten Ponorogo, pada 1 April 2017, yang menimbun 28 warga.

Pada Senin malam, 1 Mei 2017, komunitas pencinta alam yang terdiri dari Generasi Olahraga Gunung dan Orientasi Rimba (Gogor), Impala Surabaya, dan Smakapala, menggalang dana bantuan untuk korban bencana longsor di Kabupaten Ponorogo.

Pantauan Liputan6.com, aksi ini digelar di perempatan Jalan HR Muhammad, Surabaya. Puluhan anggota dari ketiga komunitas tersebut meminta sumbangan berupa pakaian, uang, dan barang lainnya kepada para pengguna jalan yang melintas.

Penggalangan dana ini sekaligus menunjukkan kepada masyarakat bahwa komunitas pecinta alam tak hanya sekadar naik gunung dan susur pantai. Namun, mereka turut serta menjaga dan mencintai alam, sebagai wujud solidaritas terhadap saudara sebangsa dan setanah air.

"Masyarakat di Ponorogo bagi kami juga sudah seperti saudara kita sendiri karena ada di Jawa Timur. Jadi, hati kita terketuk untuk meringankan beban mereka," ucap Teguh Afrianto, salah satu anggota Impala Surabaya.

Komunitas Pencinta Alam di Surabaya, menggalang dana bantuan korban bencana longsor di Kabupaten Ponorogo. (Liputan6.com/Dhimas Prasaja)

Seluruh anggota komunitas pencinta alam ini juga berharap tidak ada lagi bencana alam yang menimpa saudara sebangsa dan setanah air.

Adapun proses pencarian dan evakuasi korban longsor Ponorogo resmi dihentikan sejak Minggu, 9 April 2017. Penghentian proses itu lantaran potensi longsor susulan karena kontruksi tanah di lokasi yang labil.

Hingga saat ini terdata 28 orang tertimbun longsor yang terjadi pada Sabtu pagi, 1 April 2017, di Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Namun, baru enam jenazah korban longsor Ponorogo yang ditemukan.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya