Trio Pendaki Unair Bakal Jalani Ramadan di Gunung Ekstrem Alaska

Suhu di gunung yang bakal ditaklukkan trio pendaki asal Unair paling panas -10 derajat Celcius dan paling dingin -80 derajat Celcius.

oleh Dhimas Prasaja diperbarui 18 Mei 2017, 15:30 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2017, 15:30 WIB
Trio Pendaki Unair Bakal Jalani Ramadan di Gunung Ekstrem Alaska
Suhu di gunung yang bakal ditaklukkan trio pendaki asal Unair paling panas -10 derajat Celcius dan paling dingin -80 derajat Celcius. (Liputan6.com/Dhimas Prasaja)

Liputan6.com, Surabaya - Trio pendaki gunung Universitas Airlangga (Unair), Muhammad Roby Yahya (mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan), Muhammad Faishal Tamimi (mahasiswa Fakultas Vokasi), dan Yasak (alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) berencana mengisi Ramadan dengan mendaki Gunung Mc. Kinley atau Denali di Alaska, Amerika Serikat.

Sebelum itu, mereka akan berkunjung ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia di San Fransisco, Amerika Serikat sebelum mendaki Gunung Mc. Kinley atau Denali, Amerika Utara. Tiga atlet Airlangga Indonesia Denali Expedition (AIDeX) itu bertolak dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Internasional San Francisco Amerika Serikat pada Rabu, 17 Mei 2017.

"Penerbangan menuju Bandara Internasional San Fransisco dari Jakarta memakan waktu 27 jam. Transit satu kali di Bandara Internasional Dubai selama tiga jam," kata Maulida Rahma Fitria selaku bendahara tim AIDeX yang turut mengantar keberangkatan para atlet, melalui pesan pendek kepada Liputan6.com.

Salah satu pendaki, Roby menerangkan Gunung Denali merupakan salah satu gunung yang ekstrem. Di Denali tak ada jasa porter sebagaimana ditemui di gunung-gunung lainnya sehingga para pendaki harus menyeret beban seberat hingga 50 kg. Selain itu, suhu yang dihadapi juga ekstrem dinginnya karena berlokasi dekat kutub utara.

"Melihat suhu yang cukup ekstrem ini, tim telah melakukan tindakan preventif yaitu dengan aklimatisasi (proses adaptasi tubuh di ketinggian) maupun berlatih menggunakan peralatan yang akan digunakan," ujar Faishal, rekan Roby.

Saat ini, sambung dia, kondisi cuaca di Denali, Alaska, tak menentu. Pada Mei, biasanya Alaska sudah memasuki musim panas. Namun hingga saat ini, matahari belum bergeser ke arah utara.

Suhu di Denali juga tidak menentu. Suhu paling panas mencapai -10 derajat Celcius, tapi jika terjadi badai, suhu bisa mencapai hingga -80 derajat Celcius.

Paulus Gatot Rahardja, alumnus Unair, saat mengantar keberangkatan para atlet, berpesan agar para atlet tetap menjaga kesehatan selama di sana. Paulus juga mengingatkan agar para atlet tetap berkomunikasi dengan keluarga serta rekan-rekan tim ekspedisi, dan disiplin beribadah.

"Denali bukan gunung yang biasa dan kalian itu harus makan dua kali lipat. Kalian harus sehat, harus kuat, karena kalian adalah aset Merah Putih," ujar Paulus, anggota ekspedisi Jaya di puncak Cartenz-Papua tahun 1994.

Denali bukanlah puncak pertama yang didaki anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam (UKM Wanala) Unair. Empat dari tujuh puncak tertinggi yang telah tim ditaklukkan adalah Puncak Cartenz (Indonesia/1994), Kilimanjaro (Tanzania/2009), Elbrus (Rusia/2011), dan Aconcagua (Argentina/2013).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya