Usai Gembok Sekolah, Warga Nyaris Sandera Kepala Sekolah

Jumlah pendaftar mencapai 135 orang, sedangkan daya tampung sekolah yang digembok itu hanya 34 anak plus dua orang yang tinggal kelas.

oleh M Syukur diperbarui 10 Jul 2017, 16:02 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2017, 16:02 WIB
Tak Hanya Gembok Sekolah, Warga Juga Sandera Kepala Sekolah
Jumlah pendaftar mencapai 135 orang, sedangkan daya tampung sekolah yang digembok itu hanya 34 anak plus dua orang yang tinggal kelas. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Aksi gembok sekolah akibat tidak diterimanya anak dari warga yang tinggal di Jalan Dahlia Indah, Kelurahan Tengkerang Timur, Kota Pekanbaru, di SDN 78 dan 90 ternyata sudah berlangsung sejak Sabtu, 8 Juli 2017. Beberapa warga memaksa pihak sekolah agar anaknya tetap diterima di dua sekolah itu dengan alasan lebih dekat dengan lingkungannya.

Menurut Kepala SDN 90 Indra Wita, terbatasnya daya tampung rombongan belajar dan kelas di sekolah membuat sekolah tak mungkin menerima seluruh pendaftar. Sekolah disebutnya hanya mampu menerima 34 anak ditambah dengan dua yang tinggal kelas.

"Yang daftar 135, sudah diseleksi, sudah memperhatikan kuota warga tempatan, akhirnya diterima 34. Inilah yang membuat protes dari warga," katanya di sekolah tersebut, Senin (10/7/2017) siang.

Dia menyebut sekolah yang dipimpinnya sudah digembok bagian gerbangnya sejak Sabtu, 8 Juli 2017, atau persisnya ketika daftar ulang mulai dilakukan. Hal ini berlangsung sampai Senin, yang juga diwarnai unjuk rasa beberapa orangtua murid.

Dua kepala sekolah di sana, termasuk Indra, menjadi sasaran unjuk rasa. Dia dituduh tidak adil terhadap warga sekitar dengan banyaknya anak yang tidak diterima. Kericuhan juga sempat terjadi ketika guru ingin masuk ke sekolah, sementara kepala sekolah sempat disandera beberapa warga.

Akibatnya, sejumlah personel kepolisian, TNI, dengan Babinsa, pihak lurah dan kecamatan, serta UPTD turun ke lokasi menyelesaikan persoalan ini. Beberapa perwakilan warga juga diikutkan dalam pertemuan itu.

Dalam pertemuan yang diprakarsai oleh Lurah Tengkerang Timur, Saimah, ia meminta agar pihak sekolah bersama UPTD Tenayan Raya menampung anak-anak yang tidak diterima, dan pihak wali murid bersedia mengadakan lokal sekolah supaya warga yang mendaftar bisa diterima.

S‎ementara, pihak Kecamatan Tenayanraya memilih menyerahkan persoalan tersebut ke Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru.‎ Dari pertemuan tersebut didapatkan kesimpulan bahwa pihak sekolah akan mencarikan sekolah lainnya bersama dengan Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru agar bisa menampung murid yang tidak diterima.

"Hanya saja, ini tetap kita serahkan kepada pemerintah atau Dinas Pendidikan. Kami hanya menjalankan aturan tentang kuota penerimaan murid baru," kata Indra terkait hasil pertemuan ini.

Indra menyebut, besok sekolah akan tetap berjalan sebagaimana biasanya. Rapat dengan pihak guru sudah dilakukan setelah protes diredakan pihak kepolisian dan TNI bersama pihak lurah serta kecamatan.

"Besok akan kembali beraktivitas. Harapannya tidak ada penyegelan lagi supaya proses belajar di sini tidak terganggu," ucap Indra.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya