Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membangun Ruang Publik Kreatif yang memanfaatkan lahan bekas tempat pembuangan sampah. Dalam pembangunan itu, Pemkot Surabaya menggandeng pihak UCLG ASPAC melalui program UN-Habitat Public Space Global.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjelaskan, Ruang Publik Kreatif memiliki desain yang atraktif. Ruang publik seluas 55 hektare itu rencananya akan digabungkan dengan Taman Harmoni.
"Desainnya sangat atraktif dengan memanfaatkan lahan eks-insinerator. Jadi nanti, insinerator tidak akan kita bongkar, tapi kita manfaatkan untuk taman, kemudian disambungkan dengan Taman Harmoni," kata Risma usai meletakkan batu pertama, Jumat, 11 Agustus 2017.
Selain taman akan ada banyak fasilitas lain yang bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh warga Surabaya, khususnya warga Surabaya bagian timur. "Nanti ada aula utama, parkir sepeda, ruang kreatif, water playground, lapangan basket, food court, ruang komunitas terbuka, galeri pendidikan, ruang pertunjukan, taman baca, toilet ramah disabilitas dan taman mural," katanya.
Baca Juga
Menurut Risma, selama membuat konsep atau desain bangunan, Pemkot melibatkan partisipasi dari tokoh masyarakat sekitar, arsitek, dan desainer. Sedangkan, proses pembangunannya dilakukan oleh kontraktor dari Kota Surabaya.
"Kalau pakai jasa konsultan, uangnya tidak cukup. Makanya saya minta bantuan dari praktisi dan mahasiswa Surabaya untuk memikirkan bersama agar lahan ini bisa menjadi wadah yang bermanfaat sekaligus menjadi rujukan bagi mereka yang ingin menuangkan ide kreativitasnya," ucap Risma.
Risma mengatakan, tenggat waktu pembangunan lahan eks-insinerator ini ditarget selesai pada Desember 2017. "Kami akan ngebut, sebab desainnya sudah selesai, tinggal proses pembangunan saja," kata wali kota sarat akan prestasi tersebut.
Ditanya soal dana yang dikeluarkan selama proses pembangunan lahan eks-insinerator menjadi ruang publik kreatif, dirinya mengungkapkan tidak menggunakan anggaran APBD, melainkan dibantu dari Kementerian PUPR, UCGL Aspac dan CSR-CSR yang lain.
Advertisement
"Total anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp 4 M," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal UCGL Aspac Bernardia Tjandradewi, mengapresiasi langkah dan upaya Wali Kota Surabaya yang berhasil menyulap tempat pembuangan sampah menjadi ruang publik kreatif. Baginya, langkah yang sudah dilakukan Pemkot bisa menjadi referensi bagi kota-kota di Indonesia bahkan kota yang ada di luar negeri.
"Langkah ini sungguh luar biasa karena membawa dampak yang positif dari segala macam aspek mulai dari sisi edukasi, pendidikan, perekonomian dan aspek-aspek yang lain," ucapnya.