Jurus Jitu Dinas Kesehatan Tegal Kejar Target Vaksinasi MR

Sebuah sekolah di Banyumas menolak pemberian vaksin MR bagi siswanya yang masih di bawah umur 15 tahun.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 30 Agu 2017, 09:01 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2017, 09:01 WIB
Vaksin MR
Dinas Kesehatan Kota Tegal, Jawa Tengah, mencatat 79 persen anak telah divaksin MR dari target 95 persen. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Tegal - Sejak pencanangan vaksin MR (measles rubella) pada 1 Agustus 2017, Dinas Kesehatan Kota Tegal, Jawa Tengah, telah mencatat 79 persen anak telah diimunisasi MR dari target 95 persen. Angka pencapaian ini tercatat hingga Senin, 28 Agustus 2017.

Imunisasi atau vaksinasi MR merupakan program pemerintah pusat yang diberikan secara gratis kepada anak. Vaksin MR wajib diberikan kepada anak usia sembilan bulan sampai dengan 15 tahun dari 1 Agustus hingga 31 September 2017.

"Imunisasi MR ini dilakukan supaya anak terhindar dari penyakit campak," ucap Pelaksana tugas (Plt) Dinas Kesehatan Kota Tegal, dr Suharjo, Selasa, 29 Agustus 2017.

Menurut dia, Kota Tegal termasuk satu kota terbanyak target pencapaian imunisasi MR, yakni lima besar dari pencapaian daerah di Jawa Tengah.

"Jika berdasarkan pusat pendataan dari Kemenkes, imunisasi MR di Kota Tegal, sudah melampaui batas pencapaian di Jawa Tengah, yaitu 66,56 persen," ia menambahkan.

Suharjo menyebut, keberhasilan pencapaian tersebut karena banyaknya dukungan dari semua elemen masyarakat. Di antaranya pemangku kepentingan, penentu kebijakan, camat, lurah, kepala sekolah, organisasi kewanitaan, tokoh-tokoh agama, dan lain sebagainya yang ikut mendukung dan menyukseskan tercapainya kampanye imunisasi MR.

"Jika kampanye imunisasi MR sukses, maka kekebalan komunitas di Kota Tegal akan tercapai dan Kota Tegal akan memberikan kontribusi nasional dan dunia untuk mewujudkan target eliminasi MR di tahun 2020," ujarnya.

Suharjo pun berharap, pencapaian vaksinasi MR di Kota Tegal akan terus meningkat, sehingga jumlah target sasaran imunisasi anak dapat terealisasi dengan sempurna.

"Dan juga masyarakat juga diminta untuk terus mendukung dan menyukseskan imunisasi MR di Kota Tegal," kata dia.

Trik Jitu Atasi Sekolah Penolak Vaksin MR

Adapun sejumlah pihak sempat menolak vaksin MR yang digulirkan pemerintah pada Agustus hingga September 2017, tak terkecuali di Banyumas, Jawa Tengah. Di wilayah Kaki Gunung Slamet ini, satu sekolah yang bernaung di bawah yayasan keagamaan sempat menolak vaksin MR.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas, Sudiyanto mengatakan, informasi penolakan itu diperoleh ketika petugas Dinkes melakukan verifikasi data jumlah siswa di tiap lembaga pendidikan. Sekolah itu disebut menolak imunisasi lantaran khawatir keamanan dan kehalalan vaksin MR.

"Ada informasi, pesantren tertentu yang saya tidak boleh sebut. Ada kabar, sepertinya mau menolak," kata Sudiyanto kepada Liputan6.com, Jumat, 18 Agustus 2017.

Begitu mendengar informasi penolakan tersebut, Sudiyanto langsung menugaskan timnya untuk melakukan pendekatan ke camat, kepala desa, tokoh masyarakat, dan tokoh agama setempat. Belakangan diketahui, sekolah itu menolak lantaran khawatir vaksin MR menyebabkan lumpuh seperti yang terjadi di Demak.

"Petugas kami bekali bahwa semuanya harus kompak, tanpa ragu-ragu untuk menjelaskan bahwa vaksin MR ini aman. Bahwa ada beberapa kejadian lumpuh yang bersamaan, itu terjadi karena faktor kebetulan, atau dalam dunia medis disebut coincidence," dia menjelaskan.

Sudiyanto menerangkan, informasi yang diperolehnya, siswa SMP di Demak yang lumpuh itu memang penderita kelainan saraf. Namun, soal penjelasan detailnya, ia mengaku tak mendalami hal tersebut.

"Sudah dijelaskan, bahwa kejadian lumpuh atau sakit karena vaksin ini karena memang anak tersebut memiliki gangguan saraf dan penyakit bawaan. Jadi bukan karena vaksin MR," ia menegaskan.

Setelah mendapat penjelasan dari petugas Dinkes, dan juga pendekatan yang dilakukan tokoh masyarakat setempat, akhirnya sekolah tersebut tak jadi menolak. Ratusan siswa di sekolah itu pun kini telah diimunisasi.

"Sebelum telanjur terjadi penolakan seperti itu, saya melakukan pendekatan kepada camat, kepala desa, dan tokoh masyarakat. Alhamdulillah tidak jadi menolak," ujarnya.

Sudiyanto mengemukakan, Dinkes Banyumas juga mengantisipasi kemungkinan penolakan oleh sekolah atau lembaga pendidikan lain setelah peristiwa lumpuh di beberapa daerah pasca-penyuntikan vaksin MR.

Jika ditotal, di Banyumas terdata ada 404.175 anak yang bakal diimunisasi antara Agustus-September 2017 nanti. Hingga akhir pekan, imunisasi vaksin MR telah menjangkau 58 persen angka tersebut.

Agustus ini, kata Sudiyanto, Dinkes menarget menyelesaikan imunisasi di sekolah-sekolah. Kemudian, pada September, imunisasi mulai menyasar pondok pesantren dan umum.

"Kami optimistis target 95 persen jangkauan imunisasi bakal tercapai ya. Sebab, tidak lagi ada informasi penolakan, baik oleh sekolah, pondok pesantren, maupun orang tua," kata Sudiyanto.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya