Awas, Lontaran Kerikil Gunung Agung Bisa Tembus Kepala Manusia

Kecepatan material kerikil Gunung Agung bisa mencapai 300 meter per detik. Karena itu, status Awas diumumkan cepat.

oleh Dewi Divianta diperbarui 03 Okt 2017, 15:02 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2017, 15:02 WIB
Seramnya Awan Panas Sinabung Selimuti Langit Karo
Kepulan awan panas dari Gunung Sinabung membubung ke angkasa, di deket desa Kuta Tonggal, Karo, Sumatera Utara, Rabu (24/6/2015). Sekitar 10.000 jiwa warga yang tinggal di kaki Gunung Sinabung, kini berada di posko pengungsian. (REUTERS/Beawiharta)

Liputan6.com, Karangasem - Kepala Subbidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil, ‎mengaku telah membuat pemodelan terhadap kecepatan awan panas dan kerikil yang akan dilontarkan Gunung Agung jika meletus. Dari hasil pemodelan itu, PVMBG mengeluarkan rekomendasi radius 9 kilometer (km) dengan sektoral 12 km.

"Kita sudah punya modeling untuk mengestimasi berapa jumlah hitungan energi dan volume yang dihasilkan," kata Devy di Pos Pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Senin 2 Oktober 2017.

Menurut Devy, volume awan panas Gunung Sinabung sebanyak 1,5 juta meter kubik. Sementara untuk Gunung Agung dari hasil hitungannya volumenya sebanyak 15 juta meter kubik yang menghasilkan kegempaan di gunung dengan ketinggian 3.142 mdpl tersebut.

"Itulah mengapa keluar angka 9 km radius dengan 12 km sektoral itu hasil dari pemodelan ini," ucap dia.

Menurut dia, semua yang berkaitan dengan Gunung Agung telah dilakukan perhitungan matematis dan modelling. Awan panas, Devy melanjutkan, untuk menjangkau jarak 10 km hanya dibutuhkan waktu 2 menit 25 detik.

"Kita bukan ahli nujum. Semua ada modelling-nya. Karena untuk menjangkau 10 km itu awan panas hanya butuh waktu 2 menit 25 detik," ungkapnya.

Itulah sebabnya PVMBG mengumumkan status Awas lebih cepat agar warga memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri.

"Kalau kita bisa lari lebih cepat dari itu tidak apa-apa‎, kita akan umumkan status Awas dua jam sebelum meletus, misalnya. Ini kan dalam rangka memitigasi. Kami umumkan jauh hari sebelumnya. Kalau manusia butuh jalan, awan panas kan tidak butuh jalan. Dia bisa menerabas pepohonan dan permukiman," Devy menjelaskan.

Ia memaparkan rumus yang digunakan oleh PVMBG untuk menghitung volume material dan kecepatannya. ‎Dari hasil itu, untuk kecepatan batu kerikil sebesar kelereng akan bergerak melintasi tiga kali lapangan bola hanya dalam waktu satu detik saja.

Devy menambahkan, kecepatan material kerikil Gunung Agung bisa mencapai 300 meter per detik. Perbandingannya, tambah Devy, bisa memutari tiga kali lapangan bola dalam satu detik.

"Makanya dulu rekan kita meninggal hanya karena kerikil sebesar kelereng yang menembus bagian belakang kepalanya. Dan kita tidak mau mengambil risiko untuk masyarakat," ujar Devy.

 

Saksikan video pilihan berikut ini!

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya