Semangat Pagi dari Bantaran Sungai Cimanuk Garut

Pemda Garut dan warga semakin ramah pada Sungai Cimanuk Garut yang pernah marah akibat ulah manusia sendiri.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 01 Nov 2017, 06:03 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2017, 06:03 WIB
Semangat Pagi dari Bantaran Sungai Cimanuk Garut
Pemda Garut dan warga semakin ramah pada Sungai Cimanuk Garut yang pernah marah akibat ulah manusia sendiri. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Untuk memperingati Sumpah Pemuda pada 28 Oktober lalu, anggota komunitas lingkungan dan masyarakat Kabupaten Garut, Jawa Barat mengisi pagi dengan memunguti setiap sampah yang berada di Sungai Cimanuk, wilayah Kecamatan Bayongbong hingga sejauh 10 kilometer.

Aksi yang digagas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut itu, dimaksudkan sebagai gerakan mengurangi resiko terjadinya bencana alam. Kepala Pelaksana BPBD Garut, Dadi Djakaria mengatakan, kegiatan ini sebagai bentuk kesadaran akan pentingnya kelesatrian sungai dalam menjaga ekosistem.

"Kita mengajak masyarakat untuk menjaga alam seperti membersihkan sungai kali ini, jika tidak ada sampah di sungai insya Allah tidak terjadi banjir," ujarnya, Senin, 30 Oktober 2017.

Bagi warga Garut, Jawa Barat, keberadaan Sungai Cimanuk ibarat nadi bagi sendi kehidupan. Meskipun pernah marah dengan musibah banjir bandangnya, September tahun lalu, keberadaannya tetap dicintai. Namun, perlu upaya nyata menjaga dan merawat asa kelestarian sungai, agar fungsinya tidak berubah.

"Kami rangkul juga para pemuda di Garut, apalagi ini momennya bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda. Kami harap pada pemuda tumbuh rasa mencintai alam, agar mereka bisa menjaganya," ujarnya.

Selain memunguti sampah yang ada di bantaran kali, ratusan warga yang berasal dari berbagai komunitas yang ada di Garut sukarela dan ceria mendapatkan penyuluhan mengenai sekolah sungai.

"Sekolah sungai isinya mengajarkan warga agar mengetahui cara-cara penanggulangan bencana. Dimulai dengan upaya-upaya mitigasi atau gerakan pengurangan resiko bencana (PRB)," kata dia.

MoU dengan KPK Jerat Perusak Lingkungan

Musibah banjir bandang yang terjadi 20 September tahun lalu, telah menyadarkan semua pihak masyarakat yang ada di Garut. Upaya menjaga kelestarian lingkungan mulai dari penanaman kayu keras di wilayah hulu Sungai Cimanuk, pengerukan, pembuatan tanggul, hingga memberikan penyuluhan, selalu dilakukan Pemda Garut.

Sebagai dukungan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Garut Asep Suparman menyatakan, lembaganya bakal segera menandatangani MoU dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk penegakan hukum bagi perambah hutan konservasi.

"Yang terjadi sudahlah terjadi, tapi berusaha ke depan dengan pencegahan, tapi kalau dengan pencegahan masih terjadi, maka kita proses secara hukum," ujar dia, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, sudah saatnya warga Garut, terutama yang berada di sepanjang hulu sungai, untuk kembali menanami lahan dengan tanaman keras yang bisa menahan dan mengikat air dalam waktu lama.

"Kami pun sudah siapkan beberapa kegiatan (konservasi), karena memang dampak banjir bandang tahun lalu sangat luar biasa," kata dia.

Asep menyatakan pentingnya peran Sungai Cimanuk bagi warga Garut dan masyarakat Jawa Barat lainnya, sehingga dibutuhkan kesadaran semua pihak untuk menjaga kelestarian lingkungan terutama di area hulu sungai.

"Ingat akibat musibah Sungai Cimanuk itu, kini sudah ada tujuh orang masuk jadi tersangka dan kasusnya sudah dilimpahkan ke Kejati Jabar," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya