Liputan6.com, Surabaya - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) akan menggelar perkara jembatan tol ambruk di proyek pembangunan Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro) di Desa Cukurgondang, Grati, Kabupaten Pasuruan, Minggu, 29 Oktober lalu.
"Minggu ini akan kita gelar perkara untuk menetapkan siapa yang bertanggung-jawab," ucap Kepala Bidang Humas Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi Barung Mangera, Senin, 6 November 2017.
Menurut dia, pihaknya sudah memastikan adanya unsur kelalaian, sehingga girder atau balok jembatan ambruk yang mengakibatkan seorang tewas dan dua pekerja terluka. "Pasti ada yang namanya unsur lalai yang menyebabkan korban orang lain meninggal dan ada korban luka beratnya," katanya.
Advertisement
Bila terbukti, imbuh Barung, tersangka dijerat Pasal 359 KUHP yang mengatur mengenai kelalaian yang mengakibatkan orang meninggal dunia.
Baca Juga
Barung menjelaskan, pihak yang bertanggung jawab adalah yang bertindak sebagai pengawas, keamanan, dan mereka pada saat kejadian bertindak sebagai player atau pekerja.
Setelah gelar perkara, Polda Jatim juga akan meminta pendapat lain atau second opinion. "Kita minta dari instansi pemerintah, dalam hal ini adalah Bina Marga sendiri, yang kedua dari universitas yang ada di Jawa Timur," ujarnya.
Sejauh ini, polisi telah memeriksa 23 saksi terkait kasus jembatan tol ambruk tersebut. "Dari 16 orang yang kemarin, jadi bertambah tujuh dari second opinion dari beberapa universitas," ujarnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Â
Â
Petaka Pagi di Proyek Tol
Ambruknya girder atau jembatan beton di proyek tol Pasuruan-Probolinggo di Desa Cukurgondang, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Minggu, 29 Oktober 2017 sekitar pukul 09.30 WIB, menimbulkan korban. Seorang meninggal dunia, sedangkan dua pekerja terluka.
Baik korban tewas maupun terluka kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Soedarsono, Purworejo, Kota Pasuruan. "Untuk yang meninggal dibersihkan dan persiapan dipulangkan ke rumah duka. Sedangkan korban luka menjalani perawatan," ucap Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Rizal Martomo, Minggu, 29 Oktober 2017.
Selain mengevakuasi korban, Rizal menjelaskan, polisi juga berkoordinasi dengan pemegang proyek untuk segera mengangkat atau mengevakuasi reruntuhan jembatan tol ambruk di Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut.
"Kami sedang koordinasi, semoga bangunan yang sempat runtuh tadi bisa segera dievakuasi," katanya.
Adapun identitas korban meninggal yang tertimpa jembatan saat proses pemasangan adalah Heri Sunandar. Ia merupakan pekerja mekanik dari PT Waskita Karya. Sementara, seorang korban terluka berat adalah Sugiono, sopir mekanik dari PT Waskita Karya, mengalami luka patah pada kakinya. Korban lainnya adalah Nurdin, pekerja las dari PT Pancang Sakti. Ia mengalami luka pada punggungnya.
Tak hanya itu, ambruknya jembatan beton proyek tol Pasuruan-Probolinggo juga menimpa sepeda motor merek Honda Supra bernomor polisi N 5861 TJ, Honda Revo nomor polisi S 4691 TA, kendaraan pikap warna hitam, dan satu truk tronton atau dump truck.
Advertisement
Langkah Kementerian PUPR
Adapun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) langsung bergerak cepat menindaklanjuti ambruknya girder (jembatan beton) di proyek tol Pasuruan-Probolinggo, Jawa Timur. Peristiwa nahas ini merenggut satu korban jiwa, dan dua orang luka-luka.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto mengungkapkan, jalan tol Pasuruan-Probolinggo sedang tahap pembangunan. Adapun pemegang konsesi tol Pasuruan-Probolinggo PT Trans Jawa Paspro Jalan Tol yang 100 persen dimiliki PT Waskita Toll Road.
Kontraktor yang menangani ruas tol ini adalah PT Waskita Karya, dengan pihak konsultan supervisi, yaitu PT Virama Karya dan konsultan Pengendali Mutu Independen (PMI), PT Monoheksa.
"Setelah tiga girder di erection dan dipasang bresing, hari ini dilanjutkan dengan pemasangan girder keempat. Saat girder sudah pada posisi dan akan dilakukan pemasangan bresing girder keempat patah, lalu mengenai tiga girder yang sudah terpasang," jelas Arie melalui pesan singkatnya kepada Liputan6.com, Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2017.
Akibatnya, lanjut Arie, keempat girder yang sudah terpasang patah seluruhnya. Dia menyebut, peristiwa ini membuat satu orang meninggal dunia dan dua pekerja dirawat di rumah sakit.
Kementerian PUPR, menurut Arie, langsung menindaklanjuti kejadian ini. Penanganan pertama, mensterilkan lokasi, penanganan korban dengan menggandeng pemerintah setempat.
"Kedua, kami mengumpulkan semua data desain, tes, metode kerja, dan kronologi untuk dianalisis lebih dalam," Arie menuturkan.
Ketiga, ia menambahkan, menyusun langkah pengendalian strategis agar kejadian tidak berulang kembali, mengingat ini adalah peristiwa kedua kali dalam proyek pembangunan tol Pasuruan-Probolinggo.
Pengobatan Gratis bagi Warga Sekitar Proyek Tol
Adapun pengelola pembangunan jalan tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro) menggelar pengobatan gratis bagi puluhan warga Desa Kedungsupit, Kecamatan Wonomerto, Kota Probolinggo, Jawa Timur, Rabu, 1 November 2017.
Pengobatan gratis digelar menyusul keluhan warga setempat yang berdekatan dengan lokasi pembangunan Tol Paspro. Mereka umumnya mengeluh sesak napas akibat debu yang menerjang ke permukiman warga.
Lantaran itulah, pengelola pembangunan Tol Paspro mengundang warga untuk diperiksa kesehatannya, sekaligus pemberian obat sesuai keluhan masing-masing.
"Ini merupakan bakti sosial dari PT Waskita untuk warga di Kelurahan Kedungsupit," tutur Agus Minarno, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kementerian PUPR, saat di lokasi.
Agus menambahkan, pengobatan gratis akan diadakan secara berkesinambungan hingga pembangunan Tol Paspro selesai. Pengelola pembangunan tol juga akan menggelar bakti sosial lainnya.
"Pengobatan gratis ini merupakan langkah yang kesekian kalinya yang dilakukan pihak tol," ujar Agus.
Sebelumnya, warga yang bermukim di sekitar pembangunan Tol Paspro di beberapa desa, mengeluhkan debu yang menerjang ke permukiman. Selain itu, warga mengeluhkan tanamannya yang tak membuahkan hasil karena diselimuti debu dari pembangunan jalan tol.
Advertisement