Ada Peringatan Tsunami, Warga Cipatujah Tasik ke Dataran Tinggi

Setelah terjadinya gempa bumi berkekuatan 6,9 SR di barat daya Tasikmalaya, kondisi sepanjang pantai Tasikmalaya gelap karena mati lampu.

oleh Anri SyaifulLiputan6.com diperbarui 16 Des 2017, 02:24 WIB
Diterbitkan 16 Des 2017, 02:24 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Tasikmalaya - Warga yang tinggal di pesisir pantai Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengungsi ke dataran tinggi untuk menghindari ancaman bahaya tsunami yang diperkirakan melanda laut selatan Tasikmalaya pada Sabtu dini hari ini, usai gempa berkekuatan 6,9 skala Richter (sebelumnya disebut 7,3 SR) pada Jumat tengah malam tadi.

Kepala Desa Padawaras, Kecamatan Cipatujah, Tasikmalaya, Yayan Siswandi mengatakan warga yang berada di kawasan pantai sudah mengungsi ke dataran yang lebih tinggi. "Warga di sepanjang pantai sudah diarahkan ke dataran yang lebih tinggi," ucap dia, Sabtu (16/12/2017) dini hari, dilansir Antara.

Ia menyampaikan, setelah terjadinya gempa bumi berkekuatan 6,9 SR di barat daya Tasikmalaya, kondisi sepanjang pantai Tasikmalaya gelap karena mati lampu. Petugas yang terjun ke pesisir pantai, sudah mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati pantai.

"Semua diimbau menjauh dari pantai," kata Yayan.

Ia mengatakan, sementara warga berada di titik kumpul seperti Kantor Kecamatan Cipatujah, kantor desa dan bangunan terbuka seperti sekolah yang lokasinya berada di dataran tinggi.

Laporan sementara, kata dia, tidak ada laporan korban jiwa akibat gempa, hanya laporan kerusakan yang belum dapat diketahui secara rinci. "Kerusakan belum bisa dilaporkan secara detail," kata Yayan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

Gempa 6,9 SR Guncang Jawa Bagian Selatan

Ilustrasi Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi (Liputan6.com/Sangaji)

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah melaporkan gempa bumi berkekuatan 6,9 SR terjadi dengan koordinat episenter pada 7,75 LS dan 108,11 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 km arah tenggara Kota Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat pada kedalaman 120 km pada Jumat, 16 Desember 2017 pukul 23.47.58 WIB. Pusat gempa di darat atau dekat pantai.

"Selang 5 menit setelah terjadi gempa, BMKG mengaktivasi peringatan dini tsunami," ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/12/2017).

Wilayah di pesisir di Ciamis dan Tasimalaya Provinsi Jawa Barat berpotensi tsunami dengan level Siaga Tsunami, yaitu ketinggian tsunami antara 0,5 meter hingga kurang dari 3 meter. Sedangkan di pesisir Kabupaten Bantul, Kulon Progo, Cianjur, Garut, Sukabumi, Cilacap dan Kebumen pada level Waspada Tsunami dengan potensi tsunami ketinggian kurang dari 0,5 meter.

Pusat gempa yang berada di darat atau dekat pantai menyebabkan guncangan keras dirasakan oleh masyarakat. Dampak gempa bumi yang digambarkan oleh Peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan dirasakan di daerah Jakarta II-III, Bandung III-IV MMI, Depok II-III MMI, Karangkates III-IV MMI, Ngawi II MMI, Madiun II MMI, Nganjuk II MMI, Bandung II MMI, Mataram II MMI, Kebumen III-IV, Yogyakarta III MMI. Guncangan gempa bumi ini dilaporkan terasa di pesisir selatan Pulau Jawa.

Gempa Dirasakan di Jabar, Jateng, Yogya, dan Jakarta

Gempa Indonesia
Ilustrasi gempa

"Guncangan gempa keras selama 10-20 detik dirasakan di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)," ujar Sutopo.

Bahkan, masyarakat di Jakarta yang berada di gedung bertingkat merasakan guncangan gempa. Beberapa warga Jakarta segera turun mencari tempat yang aman.

Masyarakat panik dan berhamburan ke luar rumah. Adanya peringatan dini tsunami menyebabkan masyarakat di pesisir selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY dan sebagian Jawa Timur segera mengungsi mencari tempat yang aman yang lebih tinggi. Kemacetan terjadi di banyak tempat. BPBD telah meminta masyarakat mengungsi dengan tenang.

Pusdalops BNPB terus memantau perkembangan dampak gempa dan peringantan dini tsunami. Tidak adanya buoy tsunami di Samudra Hindia menyebabkan tidak ada kepastian, apakah ada tsunami atau atau tidak.

Peringatan dini tsunami dari BMKG didasarkan pada analisis pemodelan. Karena itu, petugas BPBD dan relawan memantau tanda-tanda tsunami di pantai di tenpat yang aman. Dilaporkan air laut di pantai Pacitan surut sehingga masyarakat di sekitar pantai mengungsi.

Kepala BNPB terus berkoordinasi dengan Kepala BPBD untuk memantau dan memberikan bantuan penanganan dampak gempa. Masyarakat diimbau tetap tenang.

Dampak gempa, terdapat banyak rumah dan bangunan mengalami kerusakan di banyak daerah. Data sementara telah dilaporkan BPBD ke Pusdalops BNPB.

1. Di Kabupaten Pangandaran terdapat 3 rumah rusak berat dan 3 rumah rusak ringan beberapa kerusakan rumah di Kecamatan Cimerak, Kecamatan Pangandaran, dan Kecamatan Sidamulih.

2. Di Desa Gunungsari Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis terdapat beberapa rumah ambruk dan rusak. 1 orang meninggal dunia (Hj. Dede Lutfi, 62) dan 2 luka-luka tertimpa bangunan roboh.

3. Di Banyumas terdapat 6 rumah rusak berat dan kerusakan di RSUD Banyumas, tembok retak dan pasien dievakuasi ke luar bangunan.

4. Di Kebumen terdapat 2 orang luka-luka tertimpa rumah roboh.

5. Di Kecamatan Ajibarang Banyumas terdapat 1 rumah roboh.

6. Di Kota Pekalongan terdapat 1 orang luka-luka tertimpa bangunan roboh.

Hingga Sabtu (16/12/2017) pukul 01.15 WIB, peringatan dini tsunami belum diakhiri. Pendataan masih dilakukan. "Update akan disampaikan lebih lanjut," ujar Sutopo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya