Akhir Damai Kasus Salah Diagnosis Dokter RS Siloam Kupang

Seorang pasien balita diduga mengalami salah diagnosis saat dibawa ke RS Siloam Kupang sehingga ia meninggal dunia.

oleh Ola Keda diperbarui 29 Des 2017, 12:02 WIB
Diterbitkan 29 Des 2017, 12:02 WIB
Dokter
Ilustrasi Dokter (Istimewa)

Liputan6.com, Kupang - Kasus kematian bocah dua tahun, Darren Davriel Agus Boling di RS Siloam Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) berakhir damai. Keluarga Darren dan RS Siloam bersepakat untuk damai.

"Iya, kami sudah ketemu pihak RS Siloam dan minta klarifikasinya," ujar juru bicara keluarga Darren, Daniel Boling kepada Liputan6.com, Kamis, 28 Desember 2017.

Menurut Daniel, dalam pertemuan itu, RS Siloam mengakui kesalahannya dan keluarga memutuskan untuk berdamai. "Sudah ada itikad baik, sehingga kami putuskan berdamai," kata Daniel.

Meski sudah berdamai, Daniel berpesan agar kasus itu tidak boleh terulang lagi. "RS Siloam setahu kami taraf internasional sehingga banyak masyarakat yang berharap mendapatkan perawatan. Tetapi kalau begini, masyarakat bida takut berobat ke RS Siloam," tutur Daniel.

Direktur RS Siloam, Hans Lie menyampaikan hal senada setelah memberikan klarifikasi."Kami bertemu keluarga dan orangtua Darren. Hasilnya kami berdamai," kata Hans.

Menurut Hans, pelayanan rumah sakit yang melibatkan pelayanan medis kedokteran diatur oleh komite medik rumah sakit, tidak terkecuali dokter umum ataupun dokter spesialis.

"Kami minta maaf atas kejadian ini dan berjanji akan melakukan pembenahan pelayanan," ucap Hans.

Salah Diagnosis

Ilustrasi-Jasad-Bayi
Ilustrasi jasad bayi

Darren Gavriel Agus Boling, bocah dua tahun meninggal dunia saat mendapat perawatan medis di RS Siloam Kupang, Nusa Tenggara Timur pada, Minggu, 17 Desember 2017, sekitar pukul 20.07 Wita.

Kematian bocah laki-laki yang berdomisili di Kelurahan Fatululi, Kota Kupang itu menyisakan banyak kejanggalan bagi pihak keluarga. Pihak keluarga menduga, Darren meninggal karena diduga dokter salah diagnosis.

Daniel mengatakan, Darren menderita demam dan panas tinggi sejak Jumat, 15 Desember 2017, yang menurut dugaan mereka Darren diserang demam berdarah (DBD). Selain panas tinggi, ada darah keluar dari hidung.

Bahkan, ketika diberi susu, Darren muntah disertai bercak darah. Namun, dokter yang menangani Darren mangatakan tidak ada gejala demam berdarah dan menyarankan hanya dilakukan rawat jalan.

"Kami langsung bawa ke RS Siloam sore itu juga. Dari gejala, kami orang awam saja tahu jika itu gejala DBD, tetapi dokter mengatakan lain, sehingga kami kembali ke rumah," ujar juru bicara keluarga, Daniel Boling kepada Liputan6.com, Kamis, 21 Desember 2017.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya