Kronologi 2 Mahasiwa UNS Solo Tewas di Wakatobi

Mereka berenang dan menikmati pemandangan bawah laut dengan fasilitas snorkeling di Wakatobi tanpa pemandu.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 27 Feb 2018, 19:32 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2018, 19:32 WIB
Tenggelam
Snorkeling tanpa pemandu, 2 mahasiwa Surakarta tewas di Wakatobi. (Foto: Pemkab Wakatobi/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Wakatobi - Aji Nur Rohman (20) dan Fadlan Akhyar (20), dua mahasiswa asal Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Jawa Tengah, yang tewas saat snorkeling di area Sombu Dive Resort Kepulauan Wakatobi , Sulawesi Tenggara, ternyata tidak ditemani pemandu. Keduanya, bersama 7 mahasiswa UNS lainnya, hanya diantar menggunakan kendaraan bermotor roda tiga oleh warga setempat.

Awalnya, kesembilan mahasiswa itu menuju lokasi sekitar pukul 10.00 Wita. Setelah itu, mahasiswa dari berbagai jurusan di UNS Jawa Tengah ini langsung berenang dan menikmati pemandangan bawah laut dengan fasilitas snorkeling.

Sekitar pukul 12.30 Wita, tiba-tiba tiga orang yang sedang snorkeling terseret arus laut. Ketiganya adalah Aji Nur Rohman (20), Fadlan Akhyar (20), dan seorang mahasiswi UNS lainnya bernama Gina (20).

"Gina bisa selamat dari arus laut, sementara dua temannya tidak tertolong," ujar Humas Pemda Wakatobi, Riki Deswantara, Selasa (27/2/2018).

Gina kemudian sempat dilarikan di RSUD Wakatobi untuk mendapatkan perawatan. Sehari menjalani perawatan, Gina dikabarkan sudah membaik pada Selasa ini.

"Mereka tidak ditemani pemandu. Padahal, arus laut memang lagi kencang," ujar Riki Deswantara.

Saksikan video di bawah ini:

Tanpa Didampingi Pemandu

Tenggelam
Snorkeling tanpa pemandu, 2 mahasiwa Surakarta tewas di Wakatobi. (Foto: Pemkab Wakatobi/Ahmad Akbar Fua)

Wilayah Sombu Dive,berada di Kecamatan Wangi-wangi, berjarak sekitar 7 kilometer dari lokasi sembilan mahasiswa ini menginap. Sebelum menuju lokasi Sombu Dive, kesembilannya ternyata hendak menyelam di Wilayah Taman Laut Nasional Wakatobi sejak Selasa pagi, 26 Februari 2018.

Saat itu, Taman Nasional Wakatobi sedang berlangsung sebuah kegiatan. Alhasil, kesembilan mahasiswa ini hanya meminjam 2 alat snorkeling dari Taman Nasional.

"Sempat disarankan sama Kepala Taman Nasional jangan snorkeling pagi, sore lebih baik. Tetapi, mereka mau pagi itu juga," ujar Riki Deswantara.

Mereka lalu menuju lokasi penyelaman tanpa ditemani pemandu yang ahli di wilayah itu. Namun, karena gelombang yang kuat disertai angin yang cukup kencang, keduanya terseret dan terpisah dari rekannya.

 

Mahasiswa KKN Harusnya Sudah Kembali ke Solo

Tenggelam
Snorkeling tanpa pemandu, 2 mahasiwa Surakarta tewas di Wakatobi. (Ahmad Akbar Fua/Liputan6.com)

Dari keterangan Rahayu, Ketua KKN UNS yang ditemui di RSU Sakit Bahteramas Sulawesi Tenggara, ada 40 mahasiswa UNS yang mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada dua kecamatan di Wakatobi. Sebanyak 40 mahasiswa ini terbagi di Kecamatan Kaledupa dan Keledupa Selatan.

Rahayu menjelaskan, 20 orang untuk gelombang pertama sudah kembali ke Solo, pada 24 Februari. Sedangkan 20 mahasiswa gelombang kedua, saat pulang kembali ke Jawa Tengah terpisah beberapa bagian.

"Ada yang pulang enam orang, ada yang tiga orang. Mereka ada yang lewat pesawat dan kapal laut, nah yang 7 orang ini yang memilih tinggal," ujar Rahayu.

Aji Nur Rohman (20) merupakan mahasiswa Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian UNS asal Solo. Sementara, Fadlan Akhyar (20) merupakan mahasiswa Teknik Sipil asal Medan, Sumatera Utara. Keduanya mahasiswa semester delapan.

 

Pemkab dan Polda Bantu Evakuasi Korban Tenggelam

Tenggelam
Snorkeling tanpa pemandu, 2 mahasiwa Surakarta tewas di Wakatobi. (Ahmad Akbar Fua/Liputan6.com)

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi dan Polda Sulawesi Tenggara membantu pemulangan jenazah dua mahasiswa asal UNS Jawa Tengah. Sejak proses evakuasi jenazah kedua korban, Pemkab Wakatobi sudah menyediakan transportasi dibantu pihak Polda Sultra.

Keberangkatan dari Wakatobi ke Kendari, diketahui menggunakan speed boat milik Pemkab Wakatobi dengan pengawalan pihak Polda Sulawesi Tenggara. Perahu motor cepat ini berlayar melintasi laut hampir sejauh 387 kilometer dikawal pihak kepolisian.

Di rumah sakit hingga Bandara Haluoleo, Kapolda Sulawesi Tenggara, Brigjen Pol Andap Budhi Revianto menurunkan belasan anggotanya untuk mengawal kedua korban tenggelam hingga diterbangkan menuju Solo dan Medan.

"Kapolda tidak bisa turun langsung karena ada tugas lain. Namun kami diperintahkan mengawal hingga jenazah ini diterbangkan ke Medan dan ke Solo," ujar Direktur Sabhara Polda Sulawesi Tenggara, Kombes Pol Budi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya