1.249 Keluarga Pengungsi Gunung Sinabung Menempati Rumah Baru

Relokasi mandiri tahap ketiga akan dibangun 1.098 rumah untuk kebutuhan permukiman korban erupsi Gunung Sinabung.

oleh Reza Efendi diperbarui 01 Mar 2018, 18:02 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2018, 18:02 WIB
Rumah Hunian Korban Erupsi Sinabung
Kepala BNPB Willem Rampangilei bersama Wakil Gubernur Sumut Nurhajizah Marpaung mengunjungi pengungsi korban bencana erupsi Gunung Sinabung. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Liputan6.com, Karo - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei bersama Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Nurhajizah Marpaung mengunjungi pengungsi korban bencana erupsi Gunung Sinabung di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo.

Willem mengatakan, kedatangannya untuk melihat dan meninjau langsung progres atau kemajuan yang telah dicapai dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi dampak dari erupsi Gunung Sinabung.

Selain itu, BNPB hendak mengidentifikasi semua permasalahan yang menghambat dari penyelesaian program kerja pemerintah pusat. "Meliputi permukiman hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) serta infrastruktur," ucap Willem di Karo, Rabu, 28 Februari 2018.

Ia menjelaskan, untuk relokasi mandiri tahap pertama di Siosar sudah selesai tahun lalu sebanyak 370 unit atau kepala keluarga (KK). Kemudian relokasi mandiri tahap kedua sebanyak 1.650 KK dan telah selesai 879 KK, sementara sisanya pada akhir Maret 2018.

Artinya, sebanyak 1.249 KK pengungsi Sinabung yang dipaksa meninggalkan kampung halaman mereka karena tergolong zona merah erupsi kini sudah mendapatkan hunian tetap.

"Saya melihat dan berbicara langsung dengan masyarakat yang menempati Huntara III maupun huntap. Saya sudah mengetahui apa permasalahan dan keluhan-keluhan mereka, di antaranya air bersih dan listrik," ujarnya.

Willem membeberkan, relokasi mandiri tahap ketiga akan dibangun 1.098 rumah untuk kebutuhan permukiman, dan saat ini masih tahap pembebasan lahan (land clearing), sementara untuk kebutuhan lahan sedang dilakukan proses perizinan.

"Yang menjadi permasalahan di sini adalah, dengan berkembang data kepemilikan lahan. Dari hasil kesepakatan pemerintah pusat, Pemkab Karo, harus menerbitkan SK tentang data penerima bantuan hunian, agar ke depannya tidak terjadi perubahan data," ungkapnya.

Disebutkan Willem, situasi yang paling diwaspadai saat ini adalah ancaman erupsi seperti yang terjadi pada 19 Februari 2018 yang lalu. Ia pun memberi apresiasi kepada Pemkab Karo dan masyarakat yang dengan segera melaksanakan tanggap darurat dengan cepat dan efektif, sehingga tidak tidak ada memakan korban jiwa.

Yang kedua waspada terhadap lahar dingin Gunung Sinabung. "Untuk mencegah aliran lahar dingin, pemerintah pusat bekerja sama dan bersinergi dengan Pemprov Sumut, Pemkab Karo untuk membangun bendungan atau dam," sebutnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Apresiasi Pemerintah Daerah

Rumah Hunian Korban Erupsi Sinabung
Kepala BNPB Willem Rampangilei bersama Wakil Gubernur Sumut Nurhajizah Marpaung mengunjungi pengungsi korban bencana erupsi Gunung Sinabung. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Adapun Nurhajizah, atas nama pemerintah provinsi dan daerah memberikan apresiasi yang tinggi atas perhatian pemerintah pusat dalam membantu rehabilitasi dan relokasi untuk pengungsi korban bencana erupsi Gunung Sinabung.

"Sudah cukup panjang beban dan penderitaan masyarakat sekitar Gunung Sinabung, karena sudah sejak dari tahun 2010," ujar Nurhajizah.

Orang nomor dua di Sumut itu berpesan kepada masyarakat yang tertimpa musibah, agar jangan merasa bencana Sinabung menjadi masalah dan penderitaan sendiri. Sebab, bencana alam ini adalah musibah bersama dan musibah nasional.

"Jaga dan rawatlah rumah atau tempat tinggal ini, agar bisa dipakai sampai ke anak cucu," pesan Nurhajizah.

Nurhajizah mengimbau kepada Pemkab Karo, dalam hal ini Bupati dan Wabup, untuk terus berkoordinasi dengan Pemprov Sumut dan pemerintah pusat dalam rangka percepatan rehabilitasi dan relokasi bencana alam ini. Diingatkan juga, agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di radius 3,5 sampai tujuh kilometer di area Gunung Sinabung

"Ini kita tegaskan. Jangan ada kehidupan di radius ini, agar tidak ada lagi korban jiwa dan kerugian yang lebih besar lagi," Wakil Gubernur Sumut menegaskan.

 

Peninjauan Dam Aliran Lahar Dingin

Rumah Hunian Korban Erupsi Sinabung
Kepala BNPB Willem Rampangilei bersama Wakil Gubernur Sumut Nurhajizah Marpaung mengunjungi pengungsi korban bencana erupsi Gunung Sinabung. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Sebelumnya, Kepala BNPB dan Wakil Gubernur Sumut meninjau pembangunan dam untuk tempat mengalirnya lahar dingin dari erupsi. Dengan demikian, lahar dingin tidak meluap dan mengalir ke permukiman dan lahan pertanian warga.

Terletak di Kecamatan Tiganderket, dam ini adalah bagian proyek pembangunan infrastruktur dalam rangka rehabilitasi dan relokasi dari bencana alam erupsi Sinabung.

Dijelaskan Willem, dari 14 dam yang rencana akan dibangun hingga tahun 2019, sebanyak 10 dam akan diselesaikan hingga akhir tahun ini. Sedangkan sisanya empat dam lagi akan diselesai sampai akhir tahun 2019.

"Untuk pembangunan infrastruktur dam ini, kita masih memerlukan light tower, safety warning system sirene, serta pengadaan alat berat berupa beko sebanyak enam unit untuk membersihkan lahar dingin dari erupsi Sinabung," jelasnya.

Setelah peninjauan, kegiatan kunjungan Kepala BNPB dan Wakil Gubernur Sumut ditutup dengan dialog dan diskusi di aula Kantor Bupati Karo di Kaban Jahe yang dihadiri para Kepala OPD Kabupaten Karo. Termasuk, pemberian bantuan bahan pangan kepada 1.000 korban pengungsi bencana alam erupsi Sinabung dan pemberian masker.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya