Liputan6.com, Buleleng - Tradisi Nyakan Diwang (Masak Diluar) hingga saat ini masih dipertahankan oleh warga di Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. Tradisi yang hanya ditemui setahun sekali ini sudah berlangsung secara turun-temurun.
Made Suzanna, seorang tokoh masyarakat dari Desa Banjar Tangeb, Buleleng mengatakan jika tradisi ini pernah diadakan dua kali dalam setahun, yakni Ngembak Geni dan sehari setelah tradisi Ngembak Geni.
"Memang sejak dulu diadakan dua kali setiap tahunnya, namun seiring waktu, sekarang hanya sekali saja," ucapnya kepada Liputan6.com sembari melakukan proses menanak nasi. Minggu (18/3/2018).Â
Advertisement
Baca Juga
Suzanna yang juga seorang tokoh masyarakat itu menyayangkan jika tradisi ini dari tahun ke tahun mulai memudar.
"Ini harusnya mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan ini sebenarnya bisa menjadi daya tarik wisatawan," katanya.
Meski tidak ada yang tahu kapan persisnya tradisi ini dimulai namun dari penuturan warga yang ditemui mengaku tradisi itu memiliki tujuan untuk silaturahmi. Pun sebagai implementasi dari ajaran Tri Hita Karana yakni hubungan manusia dengan manusia.
Â
Â
Â
Ajang Silaturahmi
Pelaksanaan Nyakan Diwang dilakukan oleh seluruh warga. Warga ke luar rumah memadati jalan desa. Biasanya tradisi itu dilakukan di pintu masuk halaman rumah. Keramaian dan keriuhan warga memberikan suasana berbeda saat tradisi usai Nyepi itu dilakukan secara bersamaan.
"Nyakan Diwang biasanya dimulai sejak pukul 03.00 Wita hingga selesai," tutupnya.
Tidak hanya di Desa Banjar Tegeha, Desa Dencarik dan Banjar pun melakukan hal serupa seperti memasak lauk pauk sembari bercengkrama dengan warga lainnya.
"Iya, ini adalah tradisi yang sudah kita jalani bertahun-tahun, apalagi notabene warga kami banyak yang merantau ke luar daerah. Jadi ini adalah momen untuk silaturahmi," ucap Romi salah satu warga Dencarik yang sempat ditemui pagi tadi.Â
Tetapi menurutnya, tradisi Nyakan Diwang saat ini tidak semeriah dahulu. Ada permainan-permainan yang sudah hilang.
"Dulu saat menjalankan tradisi ini sangat meriah namun kini kemeriahan itu perlahan memudar dan biasanya saat berlangsungnya tradisi ini ada sebuah permainan yang namanya permainan batu apung di mana anak-anak dan dewasa akan berkumpul dan menendang batu apung yang berisi api," katanya lagi.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement