Pesan Paskah dari Ambon dan Manado

Menurut Uskup Diosis Amboina, Mgr Petrus Canisius Mandagie, kebangkitan Yesus merupakan jawaban perbaikan terhadap kehidupan umat manusia.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Apr 2018, 21:04 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2018, 21:04 WIB
Pohon Telur Paskah di Jerman
Pengunjung mengambil gambar dengan latar belakang sebuah pohon robinia yang dihias dengan 10.000 telur paskah warna-warni di kota Saalfeld, Jerman, Jumat (30/3). (AP/Jens Meyer)

 

Liputan6.com, Ambon - Uskup Diosis Amboina, Mgr Petrus Canisius Mandagie, menegaskan perayaan kebangkitan Yesus Kristus atas maut atau Paskah menjadi momentum penting bagi umat Kristiani untuk membangun kehidupan yang benar serta penuh pengharapan.

Menurutnya, kebangkitan Yesus merupakan jawaban perbaikan terhadap kehidupan umat manusia. Karena itu umat Kristiani harus mewartakan terang dan dunia yang baru.

"Dunia baru di mana jauh dari tipu muslihat, kekerasan, berita bohong, kebencian, dan kejahatan," ucap dia saat memimpin Misa Paskah di Katedral Santo Fransiskus Xaverius Ambon di Kota Ambon, Maluku, Minggu (1/4/2018), dilansir Antara.

Dia menegaskan peristiwa kebangkitan Yesus Kristus merupakan awal pembukaan dunia baru yang dikuasai oleh kasih Allah Yang Maha Tinggi, penuh cinta kasih dan bukan dikuasai kegelapan, dosa, dan kematian atau kebiadaban.

Umat Kristiani, katanya, ditantang untuk tidak takut menjadi "hamba kebenaran" di tengah banyaknya orang yang bersikap tidak jujur dan membengkokkan kebenaran.

"Yesus adalah penjelmaan kasih, mati di kayu salib untuk dosa-dosa kita, tetapi Allah Bapa membangkitkan Dia dan menjadikannya Tuhan kehidupan dan kematian. Di dalam Yesus, kasih telah menang atas kebencian, rahmat atas dosa, kebaikan atas kejahatan, kebenaran atas kepalsuan, hidup atas kematian," ujar dia.

Dalam Misa Paskah, ia mengatakan pula, pentingnya umat memberikan kesaksian tentang kerendahan hati menghadapi orang lain, dekat dengan mereka yang tertimpa masalah hidup, berbagi dengan orang yang membutuhkan, berdiri di sisi orang sakit, orang tua, dan terbuang.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Ibadah Paskah di Manado Berjalan Baik

Pohon Telur Paskah di Jerman
Seekor burung di antara 10.000 telur paskah warna-warni menghiasi pohon robinia di kota Saalfeld, Jerman, Jumat (30/3). Pohon Paskah, merupakan tradisi lain yang berumur berabad-abad dan dibuat dari pohon atau semak kecil yang masih hidup. (AP/Jens Meyer)

Sementara itu, ratusan ribu pemeluk Kristen di Manado dan Minahasa Utara, merayakan Paskah kebangkitan Yesus Kristus dalam ibadah raya Paskah di seluruh gereja setempat, yang berjalan secara lancar, baik, dan aman.

"Peristiwa Paskah merupakan hal yang membahagiakan bagi kita orang percaya, dan kisah kebangkitan Yesus disaksikan dalam semua Injil," ujar Ketua Jemaat GMIM Tesalonika CBA Gold Estate Mapanget, Herolina Kaihatu-Kontu, dalam kebaktian, Minggu pagi tadi, dilansir Antara.

Kaihatu-Kontu mengatakan, peristiwa paskah pertama kali disaksikan oleh para perempuan, seperti disaksikan Markus, sebagaimana diutarakan dalam kisahnya di Injil Markus 16:1-11, dan disampaikan kepada murid-murid Yesus.

Perempuan, kata Kaihatu-Kontu, memang lemah dari sisi fisik dibandingkan dengan laki-laki, sehingga mereka bingung bagaimana menggulingkan batu penutup kubur Yesus. Namun, sesuatu terjadi saat sampai di bukit batu tempatnya dimakamkan.

"Para perempuan bertemu dengan malaikat yang digambarkan sebagai orang muda, dan sudah menggulingkan batu tersebut, dan ternyata kubur sudah kosong," katanya.

Dia menambahkan, memang pada saat disampaikan, murid-murid Yesus ketakutan. Namun, hanya Petrus seorang yang percaya dan mendatangi kubur dan menemukan kubur itu benar-benar sudah kosong.

"Umat Tuhan, Yesus sudah bangkit, menyelamatkan manusia maka bangkitkanlah semangat kita untuk memuliakan Tuhan," katanya.

Dia mengajak seluruh umat untuk memperbaharui diri dengan kebangkitan Kristus, sehingga menjadi seorang Kristen sejati.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya