Liputan6.com, Yogyakarta - Memperingati Hari Kartini tidak melulu dengan berpakaian adat atau mengikuti lomba memasak. Di Yogyakarta, Mocosik Festival merayakan Hari Kartini dengan cara yang berbeda.
Suasana Hari Kartini terasa dengan kutipan-kutipan dari sejumlah penulis dan tokoh perempuan, baik dari dalam maupun luar negeri. Kutipan itu terpampang di dinding pembatas stan buku sebagai wallpaper.
Kutipan Djenar Maesa Ayu terlihat jelas di salah satu dinding. Kalimat yang diambil dari salah satu kumpulan cerpennya itu berbunyi "Kita bisa memesan bir, tetapi tidak bisa memesan takdir."
Advertisement
Ada pula kutipan dari mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher yang berbunyi, "Jika kamu ingin berdebat, tanya lelaki. Jika ingin segala sesuatunya beres, tanya perempuan."
Baca Juga
Kutipan dari jurnalis perempuan Italia bernama Oriana Fallaci juga menarik. "Dua orang pertama yang ingin kuwawancarai adalah Adam dan Hawa..."
Kutipan Susan Sontag, aktivis politik dan penulis asal Amerika, juga terpampang di dinding stan buku. "Apa yang terindah dalam diri pria jantan adalah sesuatu yang feminin, apa yang terindah dalam diri perempuan feminin adalah sesuatu yang maskulin."
Kutipan Alberthiene Endah juga memperkaya dinding pameran. Kalimat dari penulis perempuan Indonesia itu berbunyi, "Menulis adalah sesuatu yang lentur sekali. Lentur untuk disemangati. Lentur untuk dikhianati."
"Kartini merupakan pahlawan nasional yang menginspirasi, sehingga kami jadikan hari kelahirannya sebagai momentum Mocosik Festival," ucap Anas Syahrul Alimi, founder Mocosik Festival, Jumat, 20 April 2018.
Kartini yang identik dengan menulis dan pemikirannya yang visioner dianggap pas oleh Anas untuk mengingatkan anak muda masa kini yang mulai meninggalkan dunia buku.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Berangkat dari Keprihatinan
Mocosik Festival menjadi sebuah acara tahunan nasional yang mempertemukan pencinta buku, sastra, ataupun dunia literasi dengan penggemar musik. Budaya pop musik menjadi pintu masuk untuk mengajak kaum milenial kembali ke dunia buku yang perlahan ditinggalkan.
Pergelaran ini memasuki tahun kedua. Mocosik Festival merupakan jawaban dari keprihatinan Anas terhadap keadaan generasi masa kini.
"Generasi sekarang mulai lupa dengan buku dan lebih asyik dengan dunia maya," ucapnya.
Padahal, sumber peradaban adalah buku. Mengolaborasi musik dan buku dianggapnya bisa merangkul generasi masa kini untuk kembali mencintai buku.
Terlebih, Mocosik Festival tahun ini melibatkan banyak penerbit. Ada sekitar 100 penerbit yang memamerkan dan menjual bukunya dalam acara yang berlangsung selama tiga hari, 20-22 April 2018 di Jogja Expo Center ini.
"Kalau tahun kemarin hanya puluhan penerbit yang terlibat," kata Anas.
Advertisement
Beli Tiket Bonus Pilih Buku
Mocosik Festival 2018 juga memberi buku gratis yang bisa dipilih oleh pengunjung. Syaratnya, membeli tiket masuk seharga Rp 75.000.
Satu tiket masuk berlaku sebagai voucher buku yang bisa dibelanjakan di stan pameran.
"Perhelatan ini tidak mengambil keuntungan, karena keuntungan kembali ke penerbit, semata-mata menghidupkan kembali dunia buku di tengah masyarakat," ujar Anas.
Target acara ini adalah pengunjung datang dan membeli buku serta menikmati hiburan.
Hiburan yang dimaksud Anas juga bukan sembarangan. Sejumlah musikus papan atas ikut meramaikan acara ini dari awal sampai akhir.
Kahitna, Rio Febrian, Glenn Freddy, Slank, Yovie Widianto, dan lain-lain bisa dinikmati oleh pengunjung yang sudah membeli tiket. Bagi pencinta dunia sastra, setiap hari juga ada workshop yang diisi oleh penulis terkemuka seperti Seno Gumira Ajidarma, Muhidin M Dahlan, dan lain-lain.