Kamar Spesial untuk Napi Teroris Wanita dan Bayinya di Nusakambangan

Dua napi teroris wanita ini berada di blok terpisah dari napi teroris pria. Mereka bersebelahan sel di Lapas Batu Nusakambangan.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 14 Mei 2018, 07:31 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2018, 07:31 WIB
Suasana di dalam salah satu lapas di Nusakambangan. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Suasana di dalam salah satu lapas di Nusakambangan. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Pemindahan narapidana (napi) teroris ke Nusakambangan secara massal, dengan jumlah lebih dari 100 orang baru kali ini terjadi. Dari jumlah itu, dua di antaranya adalah napi teroris wanita dan seorang bayi.

Nusakambangan identik dengan penjara untuk kaum pria. Jika pun ada napi wanita, maka keberadaannya hanya pada saat-saat tertentu, menjelang masa isolasi hukuman mati, misalnya.

Dari enam lapas tertutup dan satu lapas terbuka di Nusakambangan, tak ada satu pun lapas khusus wanita. Karena itu, otoritas lapas di Nusakambangan pun mesti berbenah usai kehadiran dua penghuni barunya yang merupakan napi teroris wanita.

Fasilitas-fasilitas Lapas Nusakambangan yang sebelumnya bersifat maskulin atau hanya ramah untuk lelaki, mesti disulap agar ramah perempuan dan bayi. Sebab, kebutuhan seorang perempuan dan bayinya tentu berbeda dan cenderung lebih banyak alias ribet dibanding pria dewasa.

Lapas berupaya untuk memenuhi hak-hak bayi dan dua napi teroris wanita itu sebaik mungkin. Seperti juga diterapkan kepada napi lelaki dewasa.

Informasi yang dihimpun Liputan6.com, napi teroris wanita bernama Anggi tersangkut jaringan Islamic State Syiria and Iraq (ISIS). Ia baru melahirkan sekitar Maret 2018 lalu.

Saksikan video wawancara soal napi perempuan dan bayinya di bawah ini:

Keperluan Bayi dan Perempuan untuk Napi Teroris Wanita dan Anaknya

Petugas di salah satu lapas Nusakambangan berjaga di gerbang masuk sel. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Petugas di salah satu lapas Nusakambangan berjaga di gerbang masuk sel. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Sel yang tadinya berfungsi untuk membui bandar narkoba itu diubah menjadi ramah perempuan dan anak. Peralatan-peralatan bayi dan kebutuhan wanita pun disiapkan.

Ia pun ditempatkan di kamar yang sama bersama bayinya. Sebab, bayi membutuhkan asupan ASI secara kontinyu.

Sebagaimana bayi di bawah usia tiga bulan, kebutuhannya pun seabrek. Misalnya, bak mandi bayi, sabun bayi, selimut, dan kasur bayi.

"Kita juga kasih baby kit, tempat tidur bayi, tempat mandi itu namanya apa, pampers, satu kamar dengan ibunya itu," ucap Kepala Lapas Batu yang juga Koordinator Kepala Lapas se-Nusakambangan dan Cilacap, Hendra Eka Putra, Minggu, 13 Mei 2018.

Hendra pun memastikan, napi teroris wanita dipisah dengan napi lainnya. Pun dengan seorang napi teroris wanita lainnya, Meilani alias MID.

Dua napi teroris wanita dan seorang bayi ini berada di blok terpisah dari napi teroris lelaki. Mereka bersebelahan sel di Lapas Batu Nusakambangan.

"Beda dengan dia laki-laki, jadi khusus dia. Kamarnya sendiri, peralatannya sendiri. (Apa Bersebelahan dengan Meilani?) Ya, bersebelahan," ucapnya.

 

Penjelasan Dirjen PAS soal Napi Teroris Wanita dan Bayinya

Lapas Batu Nusakambangan. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Lapas Batu Nusakambangan. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Terkait jumlah keseluruhan napi teroris yang ditempatkan di Lapas Batu, Hendra enggan menjelaskan. Pasalnya, saat ini pergerakan masih terus berlangsung, beriringan dengan kajian atau assement Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS).

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS), Sri Puguh Budi Utami mengatakan, penempatan seorang napi perempuan di Lapas "High Risk" Narkoba, Lapas Batu sangat mungkin.

Meski tak ada lapas khusus perempuan di Nusakambangan, Ditjen PAS menjamin hak-hak perempuan dan anak. Selain fungsi pembinaan, menurut dia, penjara adalah tempat menegakkan HAM.

"Perempuan dan bayi kita tempatkan di lapas Batu, yang tempatnya sangat-sangat, terpisah dari yang lain," Sri Puguh menjelaskan.

Terkait jumlah pasti napi teroris yang dipindah ke Nusakambangan, Sri Puguh menerangkan bahwa angkanya bukan 155 orang. Sebab, ada yang masih ditinggal di Mako Brimob.

"Penempatannya masih bergerak. Berdasar assesment ya jadi masih bisa berubah," dia menerangkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya