Bencana Kelaparan Renggut 3 Nyawa di Pedalaman Pulau Seram

Ada sekitar 170 jiwa lagi yang juga mengalami kelaparan parah di pedalaman Pulau Seram. Namun, pemerintah baru berencana memberi bantuan pada Rabu besok.

oleh Abdul Karim diperbarui 24 Jul 2018, 01:03 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2018, 01:03 WIB
Bencana Kelaparan Renggut 3 Nyawa di Pedalaman Pulau Seram
Ada sekitar 170 jiwa lagi yang juga mengalami kelaparan parah di pedalaman Pulau Seram. Namun, pemerintah baru berencana memberi bantuan pada Rabu besok. (Dok. BPBD Kabupaten Maluku Tengah/Abdul Karim)

Liputan6.com, Ambon - Sedikitnya tiga warga suku terasing yang mendiami pedalaman Pulau Seram di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, meninggal dunia akibat busung lapar. Sementara, ratusan jiwa mengalami kelaparan parah sejak sebulan terakhir.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Tengah Haradji Patty mengaku, dari kabar yang mereka dapatkan, para korban meninggal dunia pada Sabtu, 7 Juli 2018. Dua di antaranya balita dan satu korban usia lanjut.

"Pada hari Sabtu tanggal 7 Juli 2018 di Petuanan Negeri Maneo Rendah, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, telah meninggal tiga warga Komunitas Adat Terpencil (KAT) Suku Mausu Ane," kata Haradji saat dikonfirmasi Senin, 23 Juli 2018.

Menurut Haradji, Pemkab Maluku Tengah telah membentuk tim kaji cepat. Hasilnya, sekitar 170 jiwa yang mendiami Bantaran Sungai Kobi, Laihaha, dan Bantaran Sungai Tilupa terdampak bencana kelaparan. Mereka membutuhkan penanganan serius agar tidak ada lagi korban jiwa.

"Kondisi masyarakat saat ini mengalami busung lapar dan gangguan kesehatan, masyarakat juga mengalami kekurangan bahan pangan dan sampai saat ini belum adanya penanganan dari pihak mana pun, sehingga dikhawatirkan kalau tidak segera dilakukan bantuan darurat, maka korban meninggal akan bertambah," kata Haradji.

Penyebab Bencana Kelaparan

Sebanyak 170 jiwa yang tergabung dalam 45 kepala keluarga terdiri dari 75 orang dewasa, 60 orang usia lanjut, dan 35 balita saat ini membutuhkan bantuan logistik.

Haradji menerangkan, sesuai surat Pemerintah Negeri Maneo Rendah kepada Bupati Maluku Tengah, kelaparan yang melanda suku terasing di bawah kaki Gunung Markelle akibat perkebunan mereka diserang babi hutan dan tikus. Mereka kemudian alami gagal panen. "Mereka dalam kondisi krisis bahan pangan lokal," imbuhnya.

Atas kondisi tersebut, BPBD Kabupaten Maluku Tengah yang tergabung dalam tim tanggap cepat bentukan pemerintah Kabupaten Maluku Tengah sudah bergerak ke kawasan yang terkena bencana kelaparan untuk mendata dan aksi tanggap.

"Direncanakan tanggal 25 Juli 2018, Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tengah dan Organisasi Perangkat Daerah akan mengirim bantuan logistik untuk masyarakat yang terkena bencana kelaparan pada masyarakat Komunitas Adat Terpencil (KAT) Suku Mausu Ane Negeri Maneo Rendah untuk kebutuhan hidup selama satu bulan," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya