Wisata Horor Bersama Mahasiswa UGM di Desa 'Pengabdi Setan'

Desa Marga Mukti Pengalengan yang kini dikenal dengan Desa Pengabdi Setan menyimpan potensi wisata yang luar biasa. Jangan ketakutan dulu, nikmati sensasinya bersama mahasiswa KKN UGM.

diperbarui 29 Jul 2018, 01:02 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2018, 01:02 WIB
Mahasiswa UGM Bantu Kembangkan Wisata Desa 'Pengabdi Setan'
Rumah shooting film Pengabdi Setan di Desa Marga Mukti Pengalengan Kabupaten Bandung, Jawa Barat (KRJogja.com/Harminanto)

Bandung - Dalam setahun terakhir, nama Desa Marga Mukti Pengalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat menjadi sorotan publik. Hal ini tak lain karena di desa tersebut terdapat sebuah rumah tua di kawasan perkebunan PTPN VIII Kertamanah yang digunakan dalam film Pengabdi Setan.

Film tersebut begitu sukses hingga menyedot jutaan penonton selama tayang di bioskop dan berhasil menyebar virus positif bagi perkembangan film Indonesia.

Hal tersebut ternyata berdampak pada sisi pariwisata Marga Mukti yang selama ini dikenal punya pemandangan luar biasa dengan hamparan kebun teh. Masih terbawa euforia film Pengabdi Setan, banyak wisatawan yang penasaran dengan film horor itu pun mengunjungi rumah set film milik PTPN ini.

Potensi besar Desa Marga Mukti Pengalengan ini ternyata ditangkap mahasiswa UGM yang tergabung dalam Unit JB021 KKN PPM UGM 2018. Sebulan terakhir, para mahasiswa berusaha membantu mengembangkan berbagai sisi pariwisata yang dimiliki desa dengan luas 21 kilometer persegi ini.

"Kami membantu membuat blue print apa saja yang harus dilakukan untuk mengembangkan wisata di Margamukti karena potensi yang ada sangat luar biasa," ungkap Jeremy Musa Wicaksana salah satu mahasiswa KKN UGM ketika berbincang dengan KRJOGJA.com, Sabtu (28/07/2018).

"Kami buat website untuk membantu promosi, khusus untuk Rumah Pengabdi Setan kami membuat akun Instagram yakni @pengabdiwayangwindu yang diambil dari letak desa diantara Gunung Wayang dan Windu. Responnya cukup bagus karena kebetulan kami tambahkan cerita-cerita sedikit mistis dari rumah tersebut," dia melanjutkan.

 

Baca berita menarik lainnya dari KRJogja.com di sini.

 

Kumpulan Potensi Wisata

Sabun Kefir
Mahasiswa UGM membuat sabun kefir untuk kulit kering dan iritasi tanpa bahan kimia sama sekali

Mahasiswa UGM menilai ada hambatan untuk mengembangkan wisata di lokasi yang sebagian besar tanahnya milik PTPN dan Perhutani tersebut. Salah satunya adalah kurang detailnya pemikiran masyarakat setempat untuk memajukan pariwisata karena budaya terbiasa menjadikan mereka buruh perkebunan.

"Misalnya rumah Pengabdi Setan, pengelolaannya belum jelas karena sementara hanya dikelola satpam PTPN VIII Kertamanah. Kami buatkan blue print misalnya peta arah, tempat parkir, lokasi loket masuk dan papan menunjukkan jam buka. Ini kami harapkan akan diwujudkan dan diteruskan KKN setelah kami untuk kemudian ditinggalkan bagi masyarakat agar dikelola secara lebih baik," sambungnya.

Sementara Kepala Desa Marga Mukti Agus Suherman menambahkan, keberadaan mahasiswa KKN UGM dirasa cukup bermanfaat untuk membantu memetakan potensi wilayah yang nantinya bisa dimanfaatkan masyarakat.

Desa Marga Mukti menurut dia memiliki beberapa wisata andalan yakni penangkaran rusa, rumah pengabdi setan, Malabar bike park, puncak sunset (besar), waterboom, pemandian air panas Bidadari, dan Sukaratu serta kopi Malabar.

"Kami berharap kerjasama dengan UGM bisa dilakukan berkesinambungan kedepan agar apa yang telah dilakukan tidak mandeg begitu saja dan sepotong-sepotong. Semoga semakin banyak orang mengenal desa Marga Mukti dengan segala potensi yang ada," ungkapnya ditemui terpisah.

rfan Dwidya Prijambada, Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM pun menyampaikan komitmen untuk membantu masyarakat Marga Mukti secara berkesinambungan ke depan. "Saat ini baru angkatan pertama dan sudah membuat blue print, ke depan kami akan berangkatkan KKN ke lokasi ini lagi dan memantapkan program yang telah diinisiasi saat ini, paling tidak dalam tiga empat tahun kedepan," dia menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya