Ada Apa dengan Hujan Bulan September?

Topan Jebi di Samudera Pasifik picu hujan bulan September.

oleh Arie Nugraha diperbarui 03 Sep 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2018, 11:00 WIB
20160308-Ilustrasi Hujan-iStockphoto
Ilustrasi Hujan (iStockphoto)

Liputan6.com, Bandung - Lembaga Antariksa dan Penerbangan Negara (LAPAN) menyatakan topan Jebi yang tengah terjadi di Samudera Pasifik timur laut Filipina memicu terjadinya hujan di Indonesia. Padahal, perkiraan kondisi cuaca di Indonesia masih dalam musim kemarau menjelang bulan November mendatang.

Menurut Peneliti Sains Atmosfer Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) Lapan, Erma Yulihastin, hujan yang turun beberapa hari lalu di musim kemarau itu diperkirakan akan berlangsung sampai dengan tiga hari mendatang. Hal itu disebabkan posisi pusat topan Jebi yang kini pergerakannya mendekati ke wilayah Taiwan, masih memiliki efek paparan (remote effect) bergeraknya kumpulan awan konfektif yang melintas ke Indonesia.

"Sehingga memang efeknya bisa kita rasakan gitu pertumbuhan awan yang signifikan. Awan konfektif atau awan hujan dan hujan itu sendiri yang terjadi hampir secara merata di wilayah Laut Jawa sejak hari Kamis kemarin, dua hari yang lalu," ujar Erma Yulihastin, Bandung, Minggu, 2 September 2018.

Erma mengatakan beberapa hari lalu, dampak dari topan Jebi menyebabkan turunnya hujan secara merata dengan intensitas serta durasi berbeda di Pulau Jawa yang terjadi mulai sore, malam sampai pagi hari. Sementara pada hari Minggu (2/9/2018) hujan yang turun merata hanya terjadi di wilayah Jawa Barat, sedangkan di Jawa Tengah dan Jawa Timur tidak turun hujan.

Erma menjelaskan meski ada hujan yang turun di awal September 2018, belum bisa dipastikan sebagai masuknya musim penghujan di Indonesia. Alasannya, kata Erma, selama masih adanya topan Jebi, maka awan konfektif atau awan hujan tidak akan terbentuk dan bergerak melintas di Indonesia dari selatan ke arah utara.

"Pulau Sumatera juga mengalami pembentukan awan hujan bukan hanya di Jawa, kemudian Kalimantan. Tetapi yang paling merata, yaitu di Jawa," ujar Erma.

LAPAN menyatakan jika melihat kondisi umum cuaca di wilayah Samudera Pasifik dan Hindia masih normal. Berdasarkan pengamatan satelit LAPAN di dua wilayah tersebut tidak terjadi gangguan cuaca. Namun, gangguan berupa topan yang berdampak selama beberapa hari dan gelombang MJO (Madden Julian Oscillation) yang secara alami terbentuk dari sistem interaksi laut dan atmosfer harus tetap diwaspadai.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya