Liputan6.com, Pekanbaru - Asap diduga akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menyelimuti Kota Pekanbaru. Hal ini berlangsung sejak Kamis, 27 September 2018 dan sempat membuat jarak pandang pada Jum'at (28/9/2018) hanya empat kilometer saja.
Menurut analisa dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun di Pekanbaru, asap ini merupakan kiriman dari wilayah selatan Provinsi Riau. Daerah ini dalam beberapa hari belakangan terpantau puluhan titik panas.
"Itu kiriman dari Kabupaten Indragiri Hilir, letaknya dari bagian selatan. Angin bergerak dari sana menuju wilayah utara, salah satunya Kota Pekanbaru," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sukisno.
Advertisement
Menurut Sukisno, pantauan titik panas dan asap yang disebabkannya sudah dilaporkan ke Satgas Karhutla Riau. Pemadaman disebut Sukisno masih terus dilakukan.
"Jumlah luasannya yang terbakar itu BPBD yang tahu. Yang jelas pagi tadi visibilitas atau jarak pandang sempat 4.000 meter," kata Sukisno.
Baca Juga
Menurut Sukisno, jarak pandang itu merupakan yang terpendek dalam beberapa tahun belakangan yang disebabkan asap, hasil dari Karhutla.
"Mudah-mudahan besok sudah tidak ada asap lagi," kata Sukisno.
Sukisno menyampaikan, pada Jum'at pagi pihaknya memakai satelit mendeteksi 32 titik panas di Riau. Jumlah ini terpantau di Kabupaten Indragiri Hulu dua titik, Pelalawan dua titik dan sisanya di Indragiri Hilir 28 titik panas.
"Kalau fire spot atau titik api dari jumlah titik panas yang terdeteksi itu ada 29. Level kepercayaan titik api itu di atas 70 persen yang terdapat di Kabupaten Indragiri Hulu dua titik dan 27 titik api di Indragiri Hilir," kata Sukisno.
Sukisno menyampaikan, Riau saat ini tengah memasuki musim pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke hujan. Hal ini menjadi pemicu terjadinya kebakaran karena wilayah bagian selatan masih terdampak musim kemarau.
Keadaan inilah yang membuat Indragiri Hilir yang berada di selatan banyak terdapat titik panas hingga titik api. Asapnya lalu terbawa ke karena angin bertiup ke wilayah utara.
"Untuk Kampar, Kota Pekanbaru dan Pelalawan itu sudah mulai terjadi hujan," kata Sukisno.
Sebelumnya, sejumlah warga Kota Pekanbaru juga mengaku mulai mencium aroma kabut asap akibat Karhutla. Sejumlah warga juga mulai mengenakan masker.
"Iya, ini bukan kabut dari debu, warnanya putih. Aroma lahan gambut yang terbakar jelas tercium saat berada di luar rumah," kata warga yang melintas di Jalan Soekarno-Hatta Kota Pekanbaru.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini: