Pagi Seru di Pasar Pereng Kali, Pasar Tempo Dulu Bernuansa Milenial

Kesan pedesaan juga begitu kuat lantaran pasar tempo dulu ini berada di bawah naungan rumpun bambu alias papringan.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 22 Mar 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2019, 06:00 WIB
Pasar Pereng Kali Kemit, Grenggeng, Karanganyar, Kebumen (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen/Muhamad Ridlo)
Pasar Pereng Kali Kemit, Grenggeng, Karanganyar, Kebumen (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Kebumen - Kesan kuno nan otentik begitu terasa saat menjejakkan kaki di Pasar Pereng Kali, Desa Grenggeng Kecamatan Karanganyar, Kebumen, Jawa Tengah.

Kesan pedesaan juga begitu kuat lantaran pasar tempo dulu ini berada di bawah naungan rumpun bambu alias papringan.

Masuk ke pasar ini, waktu seolah berputar kembali ke masa kerajaan, ratusan tahun lalu. Di pasar tempo dulu ini, uang tak terpakai. Pedagang hanya menerima pembelian dengan alat tukar kepeng.

Kepeng itu bisa didapat dengan menukarkan sejumlah rupiah. Tiap kepeng dihargai Rp 2.000. Dengan mata kepeng, segala jajanan tradisional bisa didapat, mulai dari gendol, sawud, jongkong, golak, cetil, lotek, rujak, hingga getuk.

Nuansa tempo dulu juga semakin kuat dengan keberadaan pedagang yang menjual beragam kerajinan tangan khas Grenggeng, Kebumen, yakni hasil anyaman pandan seperti topi dan kerajinan anyaman lainnya.

Layaknya pasar, suguhan dolanan bocah juga ada di pasar ini. Bedanya, seluruhnya adalah permainan tradisional, yang kini mungkin sudah nyaris musnah. Ada congklak, egrang bambu, dan beberapa permainan tradisional lainnya.

Pengembangan pasar pereng kali dilandasi keinginan untuk melestarikan tradisi masyarakat baik berupa makanan, permainan hingga suasana pasar tempo dulu. Selain itu, masyarakat juga ingin memanfaatkan potensi Kali Kemit.

Pasar Tempo Dulu yang Tak Ketinggalan Zaman

Pasar Pereng Kali Kemit, Grenggeng, Karanganyar, Kebumen (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen/Muhamad Ridlo)
Pasar Pereng Kali Kemit, Grenggeng, Karanganyar, Kebumen (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen/Muhamad Ridlo)

Untuk mewadahi tren yang kekinian, pasar pereng kali juga menyediakan spot swafoto. Spot swafotonya pun dibuat tanpa kehilangan nuansa tradisional dan alami.

Mengusung tema etnik perkampungan Jawa tempo dulu, pasar yang terletak dibawah Papringan atau di bawah rimbunan pohon bambu ini buka 35 hari sekali, setiap hari Minggu Legi pada penanggalan Jawa.

Daya tarik pasar pereng kalui rupanya juga melintas generasi. Buktinya, Kapolres Kebumen AKBP Robert Pardede bersama dengan Waka Polres Kebumen Kompol Prayuda Widiatmoko pun kepincut dengan nuansa pedesaan yang ditawarkan pasar ini.

Ia mengapresiasi pemuda setempat yang telah mengubah papringan menjadi tempat wisata tanpa balutan kata modern. Menurutnya, nuansa tradisional dan kuno itu justru lebih menarik.

"Semoga ini bisa menjadi contoh pemuda lainnya di Kebumen. Karena trobosan kaum Millennial, pekarangan kosong bisa disulap menjadi tempat menarik, bahkan bisa untuk menaikkan ekonomi warga setempat," ucap Kapolres.

Kapolres pun mengajak warga masyarakat untuk berkunjung ke pasar pereng kali meramaikan pasar tersebut. Selain jajanan tradisional, pasar itu juga menjajakan pernak pernik menarik dari bahan tradisional yang sangat menarik untuk dimiliki sebagai buah tangan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya