Liputan6.com, Pemalang - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan hasil Pilres dan Pemilu 2019 pada 21 Mei dinihari. Paslon 01 Jokowi-Ma’ruf Amin ditetapkan sebagai pemenang kontestasi politik lima tahunan ini. Waktunya, masyarakat rekonsiliasi usai Pemilu.
Akan tetapi, gelombang demonstrasi terjadi dan memuncak pada aksi yang berujung ricuh pada 22 Mei 2019. Dalam tragedi itu, timbul korban jiwa dan harta benda.
Ungkapan keprihatinan disuarakan oleh ulama di Pemalang dan kebumen, Jawa Tengah. Para ulama ini berpendapat pemilu telah usai dan menyerukan rekonsiliasi usai pemilu. Masyarakat diminta untuk untuk kembali ke aktifitasnya sehari-hari.
Advertisement
Baca Juga
Ulama berpengaruh asal Kabupaten Pemalang, Habib Muhdor Ahmad Assegaf juga meminta seluruh pihak, agar menerima hasil keputusan KPU RI dengan damai. Sebab, Pemilu telah digelar sesuai dengan konstitusi.
“Mari kita terima hasil Pemilu 2019 yang telah ditetapkan oleh KPU RI dengan damai,” kata Habib Muhdor, Rabu, 23 Mei 2019.
Habib Muhdor berharap agar seluruh pihak legowo dengan hasil yang diraih dalam Pilpres maupun Pemilu 2019. Lebih baik, kubu yang sebelumnya saling berseberangan membangun rekonsiliasi usai pemilu agar masyarakat lebih kondusif dan tentram.
Terlabih, umat Islam tengah menjalankan ibadah Ramadan. sebuah waktu yang diyakini lebih mulia dibanding seribu bulan.
Harapan untuk Jokowi-Ma'ruf Amin
Ia pun berharap, dalam kepemimpinan Jokowi dan Ma'ruf Amin selama lima tahun ke depan, bangsa Indonesia dapat semakin maju, dapat memakmurkan masyarakatnya. Dia pun yakin, Indonesia akan bersaing dengan negara lain di bidang ekonomi.
“Kami atas nama tokoh masyarakat Kabupaten Pemalang mengucapkan selamat atas terpilihnya Jokowi- Maruf Amin,” ucapnya.
Senada dengan Habib Muhdor, Ketua DPRD Kabupaten Pemalang Agus Sukoco Hadinagoro berharap, kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf Amin bisa membawa masyarakat Indonesia lebih adil dan makmur, seperti diamanatkan oleh UUD.
Pada kesempatan tersebut, Agus Sukoco juga mengajak seluruh warga masyarakat agar menerima keputusan KPU RI dan tidak terpancing dengan gerakan-gerakan inkonstitusional.
“Kepada tokoh masyarakat dan elite politik yang ada di Kabupaten Pemalang, diharapkan dapat turut memberikan suatu pemahaman yang menyejukan kepada masyarakat bahwa pemilu telah berjalan sesuai aturan,” kata Agus.
Advertisement
Polisi Diminta Usut Tuntas Dalang Kerusuhan Aksi 22 Mei
Sementara, di Kebumen, pengasuh Pondok Pesantren Al Hasani, Aliyan, Fachrudin Achmad Nawawi alias Gus Fachru menilai, Pemilu 2019 sudah berjalan dengan jujur, adil, transparan, serta demokratis. Siapapun pemenangnya, maka adalah pilihan rakyat Indonesia.
"Kami ucapkan selamat kepada Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih. Selanjutnya atas aksi people power, kami sangat menyayangkan sekali," Kata Gus Fachru.
Karenanya, masyarakat diminta untuk bersabar dan tidak terprovokasi oleh ajakan untuk melakukan demonstrasi di Jakarta. Pasalnya, hingga saat ini ajakan untuk berdemonstrasi di Jakarta masih bersliweran di berbagai lini massa.
Ia pun menyayangkan terjadinya penodaan demokrasi yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam aksi 22 Mei. Menurut dia, pengerahan kelompok massa yang berbuat kericuhan itu tak mencerminkan seluruh rakyat Indonesia.
Sebab, gerakan hanya di picu oleh sebuah kelompok. Diketahui, kepolisian juga mengidentifikasi kelompok perusuh dengan peserta demonstrasi damai bukan lah kelompok yang sama.
Dia pun meminta agar kepolisian menindak tegas dalang atau provokator yang memicu kerusuhan dalam demonstrasi di Jakarta. Dia berharap polisi bisa secepatnya mengungkap dalang dari aksi damai yang lantas berubah ricuh tesebut.
Ia bahkan berharap agar dalang kasus ini dihukum seberat-beratnya karena sudah sampai menyebabkan korban jiwa.
"Menurut saya, aksi people power atau kedaulatan rakyat adalah disengaja, sehingga negara dibuat tidak kondusif," Fachrudin menegaskan.
Saksikan video pilihan berikut ini: