Catat, Korban Tewas Arus Mudik dan Balik Jateng Naik 223 Persen

Sebanyak 40 orang meninggal dunia dalam kecelakaan selama arus mudik dan balik Lebaran Idul Fitri 1440 Hijriyah di Provinsi Jawa Tengah

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 16 Jun 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2019, 17:00 WIB
Penyerahan penghargaan untuk Pos Pengamanan dan Pelayanan Terbaik Polres Pemalang dalam operasi ketupat candi 2019. (Foto: Liputan6.com/Polres Pemalang/Muhamad Ridlo)
Penyerahan penghargaan untuk Pos Pengamanan dan Pelayanan Terbaik Polres Pemalang dalam operasi ketupat candi 2019. (Foto: Liputan6.com/Polres Pemalang/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Pemalang - Puncak arus balik lebaran 2019 telah berlangsung pekan lalu. Namun, di beberapa wilayah, Sabtu dan Minggu, 15-16 Juni 2019, lalu lintas kembali padat seturut gelombang kedua arus mudik Lebaran.

Sejumlah pihak menilai arus mudik dan balik Lebaran 2019 ini secara umum lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kemacetan yang selalu menjadi masalah klasik perlahan terselesaikan.

Namun, ada catatan penting terkait tingginya angka kecelakaan. Salah satunya di Provinsi Jawa Tengah. Angka kecelakaan yang tinggi memicu meningkatnya jumlah korban tewas selama arus mudik dan balik Lebaran 2019.

Sebanyak 40 orang meninggal dunia dalam kecelakaan selama arus mudik dan balik Lebaran Idul Fitri 1440 Hijriyah di Provinsi Jawa Tengah. Ini berarti, jumlah korban tewas mengalami kenaikan dua kali lipat lebih dibanding korban jiwa pada masa Lebaran 2018.

"Korban meninggal dunia juga mengalami kenaikan sebesar 233 persen dari 12 orang pada tahun 2018, menjadi 40 orang pada tahun 2019," kata Bupati Pemalang, Junaidi, dalam keterangannya, beberapa waktu lalu.

Tingginya korban tewas itu tak lepas dari meningkatnya angka kecelakaan yang juga naik sebesar tujuh persen dibanding tahun sebelumnya. Dari 324 kejadian pada tahun 2018, jumlah kecelakaan naik menjadi 349 kejadian pada tahun 2019.

Tak hanya itu, mengevaluasi kegiatan Operasi Ketupat Candi 2019 di wilayah provinsi Jawa Tengah, Junaidi mengatakan terjadi pula peningkatan jumlah korban luka ringan, hingga pelanggaran lalu lintas dan teguran.

Dia merinci, jumlah korban luka ringan mengalami kenaikan enam persen dari 430 orang menjadi 456 orang. Pelanggaran lalu lintas naik 24 persen dari 3.703 menjadi 4.582. Kemudian, teguran juga naik 17 persen dari 18.105 menjadi 21.151 teguran. Namun, ada penurunan jumlah korban luka berat pada 2019 ini.

"Sedangkan untuk luka berat mengalami penurunan 16 persen dari 25 orang pada tahun 2018, menjadi 21 orang pada tahun 2019," dia menjelaskan.

Sebelumnya, Kapolda Jawa Tengah, Ijen Pol Rycko Amelza Dahniel menengarai salah satu penyebab utama kecelakaan dalam arus mudik Lebaran adalah kelelahan. Diduga kuat, banyak pengemudi yang memaksakan diri tetap berkendara meski fisik tak lagi menunjang.

saksikan video pilihan berikut ini:

Pemicu Kecelakaan dalam Arus Mudik dan Balik

Kecelakaan tunggal di ruas Tol Pemalang dalam arus mudik lebaran 2019, dua korban tewas, Minggu 2 Juni 2019. (Foto: Liputan6.com/Polres Pemalang/Muhamad Ridlo)
Kecelakaan tunggal di ruas Tol Pemalang dalam arus mudik lebaran 2019, dua korban tewas, Minggu 2 Juni 2019. (Foto: Liputan6.com/Polres Pemalang/Muhamad Ridlo)

Salah satu kecelakaan yang merenggut korban jiwa yang menjadi perhatian publik adalah kecelakaan tunggal di ruas tol Pemalang, Jawa Tengah. Saat itu, sebuah kendaraan terjun ke sungai. Diduga, pengemudi kelelahan dan tidak bisa mengendalikan kendaraan yang dikemudikannya.

"Di Pemalang itu ada kasus out of control, yang menyebabkan dua orang meninggal dunia, bapak sama anak. Dia tidak tabrakan. Kecelakaan tunggal, dia kelelahan, minggir masuk ke dalam parit," Rycko menjelaskan.

Rycko mengungkapkan, tol Pemalang merupakan titik lelah setelah pengemudi memacu kendaraan mulai dari Jakarta Tol Cikampek, ruas Jawa Barat dan masuk ke Jawa Tengah. Penerapan one way menyebabkan kendaraan bisa dipacu dengan kecepatan optimal. Namun, kebanyakan pengemudi tidak mau beristirahat sehingga berpotensi memicu kecelakaan.

Karenanya, kepolisian bakal melakukan berbagai upaya pencegahan agar kecelakaan tak terulang. Rycko bilang, pihaknya berkoordinasi dengan Korlantas Polri dan Kementerian Perhubungan untuk membatasi kecepatan kendaraan di Jalan Tol Pemalang Batang Tol Road (PBTR) di bawah 100 kilometer per jam.

Kapolres Pemalang, AKBP Kristanto Yoga Darmawan mengucapkan apresiasi dan pengharaan yang setinggi-tingginya kepada segenap personel TNI-Polri dan instansi terkait dalam pelaksanaan Operasi Ketupat Candi 2019 di wilayah Kabupaten Pemalang.

"Meskipun dihadapkan pada berbagai dinamika situasi di lapangan, namun rekan-rekan mampu berkerja keras dengan penuh keikhlasan demi terlaksananya mudik Lebaran dan perayaan Idul Fitri 1440 H yang aman, lancar, dan kondusif," kata Kristanto.

Tahun ini, Polres Pemalang mendirikan delapan pos pelayanan dan pos pengamanan. Dari delapan Kapolres Pemalang memberikan penghargaan kepada tiga pos pengamanan terbaik saat pelaksanaan Operasi Ketupat Candi 2019.

Tiga Pos Pam yang menerima penghargaan adalah Pos Pengamanan Sirandu, Gandulan, dan Pos Pelayanan Terminal Induk Pemalang. Penghargaan diberikan karena petugas Pos Pengamanan dan Pelayanan tersebut bekerja dengan baik dalam mengantisipasi potensi kemacetan dan kecelakaan di wilayah tugasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya