Ancaman Serius dari Aksi Penambangan di Sekitar Gunung Merapi

Pelantikan anggota DPRD Kabupaten Magelang 2019-2024 disambut pesimis bisa mencegah kerusakan lingkungan Gunung Merapi karena diisi pengusaha penambangan Galian C.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 26 Agu 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2019, 19:00 WIB
Merapi
Pertambangan galian C di kaki gunung Merapi. (foto: Liputan6.com/edhie prayitno ige)

Liputan6.com, Magelang - Merespon pelantikan anggota DPRD Kabupaten Magelang 2019-2024, komunitas lingkungan di sekitar Gunung Merapi berkumpul dan berdiskusi. Mereka menginginkan agar kerusakan lingkungan Gunung Merapi akibat penambangan Galian C bisa dicegah.

Mereka yang tergabung dalam Forum Rembug Merapi itu berharap agar ada pengaturan zonasi penambangan. Namun di akhir diskusi mereka skeptis dan pesimis. Koordinator Forum Rembug Merapi Joe Riyadi mengaku berdasarkan rekam jejak DPRD periode terdahulu, tak ada perubahan untuk tata kelola lingkungan yang lebih baik.

"Pengelolaan sumber daya alam dan air tak ada terobosan regulasi yang berani. Dalihnya persoalan lingkungan Gunung Merapi menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi," kata Joe, Senin (26/08/2019).

Pesimisme warga sekitar Gunung Merapi itu diperburuk dengan adanya beberapa pelaku usaha penambangan Galian C yang terpilih menjadi anggota parlemen. Mereka khawatir ada konflik kepentingan ketika hendak membuat regulasi tata kelola pertambangan. Sebab ketika menjalani usaha pertambangan Galian C, selalu berkonflik dengan pertambangan rakyat yang bersifat manual.Pertambangan galian C di kaki gunung Merapi. (foto: Liputan6.com/edhie prayitno ige)Forum rembug Merapi merekomendasikan agar parlemen lebih responsif dalam isu-isu lingkungan, khususnya penataan kawasan pertambangan rakyat dan pengelolaan Air Bawah Tanah.

"Selama ini kepentingan rakyat lingkar Merapi atas hak ekonomi sektor pertambangan tidak tersentuh sama sekali. Mereka adalah masyarakat asli yang hidup di lingkar Merapi yang mengandalkan ekonomi dari sektor tambang. Hanya karena mereka tak mau menambang dengan alat berat yang merusak maka selalu terpinggirkan," kata Joe.

Demikian pula dengan air bawah tanah (ABT). Bersamaan dengan mobilisasi pariwisata, maka bangunan hotel, perkantoran, mall juga bertambah. Namun pemanfaatan ABT ternyata luput dari pengawasan. 

"Lingkungan Gunung Merapi belum bisa tersenyum dalam lima tahun ke depan," kata Joe.

Simak video pilihan berikut

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya