Liputan6.com, Ambon - Beberapa bagian gedung rektorat IAIN Ambon yang berlokasi di Desa Batu Merah ambruk sesaat setelah gempa bumi Magnitudo 6,8 mengguncang kawasan tersebut, Kamis pagi (26/9/2019). Empat pegawai kampus itu bahkan menjadi korban terkena reruntuhan, salah satunya meninggal dunia atas nama Narty.
Sementara korban luka-luka atas nama Amelia, Djamila Lasaiba, dan Gamar Assaggaf, kini tengah menjalani perawatan medis di RS Bhayangkara.
Saat gempa bumi terjadi, Narty bersama korban lainnya sedang menjalankan aktivitas di gedung IAIN Ambon. Dirinya tak sempat menyelamatkan diri sehingga menjadi korban reruntuhan bangunan kampus.
Advertisement
Baca Juga
Pantauan Liputan6.com di lokasi dan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku mencatat, akibat gempa bumi tersebut terjadi banyak kerusakan, antara lain retaknya sambungan Jembatan Merah Putih, kerusakan Gedung Rektorat Universitas Pattimura, kerusakan pada Auditorium Universitas Pattimura, kerusakan pada Gedung Kampus Universitas Pattimura jurusan Kehutanan.
Tak hanya itu, 2 unit rumah milik warga desa Toisapu Kecamatan Leitimur Selatan mengalami rusak berat rata dengan tanah. 1 unit Pasar Apung di Negeri Pelau Kabupaten Maluku Tengah hancur.
Retakan juga terlihat di jalan utama menuju dermaga Ferry Desa Liang, kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah. Kerusakan juga terjadi di gedung kampus IAIN, Masjid Gunung Malintang, kerusakan bagian Plafon Gedung BLK Gedung Kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Maluku, Gereja Rehoboth, hingga Kantor Dinas Sosial Provinsi Maluku dan bangunan Citi Mall juga mengalami kerusakan.
Sementara itu data korban jiwa meninggal dunia masih simpang siur, namun yang pasti, dua orang dinyatakan meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan saat gempa, yaitu atas nama La Nai (64) warga Maluku Tengah dan Narty karyawan kampus IAIN.
Sebagai informasi, gempa bumi Magnitudo 6,8 mengguncang Kota Ambon, Kamis, (26/9/2019) pukul 08.46.45 WIT. Lokasi gempa berada di 3.38 LS,128.43 BT (40 km Timur Laut Ambon-Maluku), dengan kedalaman 10 Km, tidak berpotensi tsunami.
Menurut pantauan Liputan6.com di lokasi, wilayah paling parah terdampak gempa berada di Dusun Unjung Batu, Desa Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.