Menonton Lenong Bangsawan Raja Bontot

Perkembangan zaman telah memengaruhi kesenian budaya Betawi. Seniman melestarikan kebudayaan Betawi dengan berbagai cara.

oleh Liputan Enam diperbarui 17 Des 2019, 22:00 WIB
Diterbitkan 17 Des 2019, 22:00 WIB
Lenong Bangsawan dari Oplet Robet
Karangan Bunga atas Suksesnya Pagelaran Lenong Bangsawan, Taman Ismail Marzuki / Liputan6.com / Nadiyah Fitriyah

Liputan6.com, Jakarta - Sanggar Oplet Robet (Ocehan Plesetan Rombongan Betawi) mempersembahkan lenong bangsawan, ragam lenong kekinian. Pertunjukan lenong berjudul Raja Bontot berlangsung di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu 11 Desember 2019. Pertunjukan ini melibatkan kurang lebih 20 seniman lenong Betawi.

"Lenong Bangsawan memang dipengaruhi budaya luar, juga menyerap cerita-cerita dari luar," tutur Bang Jaka, salah seorang pemain.

Lenong bangsawan adalah pengembangan dari lenong denes, sebutan untuk lenong tradisional. Lenong bangsawan tidak meninggalkan ciri Lenong Denes.

Naskah Raja Bontot ini ditulis Almarhum Yamin Azhari, disutradarai Maulana Firdaus. Lenong ini dibuat dengan konsep yang lebih kekinian tetapi tidak lepas dari unsur estetika lenong Betawi.

Sebelumnya, Oplet Robet mulanya memainkan lenong denes, karena lebih kental kebudayaan Betawi. Belakangan Oplet Robet mulai intensif memainkan lenong bangsawan.

Pembukaan lenong Raja Bontot dimulai dengan tingkah Qubil AJ dan Empok Engkar. Aksi mereka berhasil membuat para penonton tertawa. Candaan dan celetukannya lucu.

Pementasan dimeriahkan juga dengan iringan musik gambang kromong. Respon penonton kian meriah. Setiap candaan yang ditimpali musik membuat penonton semakin merespon.

"Kita buat tontonan yang menjadi tuntunan," ucap Maulana Firdaus, sutradara Lenong Bangsawan.

Pertunjukan lenong bangsawan Raja Bontot ini menuai apresiasi dari berbagai kalangan. Berderet karangan bunga dikirimkan, di antaranya tertulis dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, ISAQTM Center, Persatuan Seniman Komedia Indonesia, dan mantan wali kota Jakarta Pusat Sylviana Murni.

Memang benar, banyak sekali yang didapat pesan moral dalam lenong ini. Menghargai orangtua, sopan santun terhadap sesama, dan terlebih filosofi bagaimana kita menjalani kehidupan.

Nadiyah Fitriyah / PNJ

 

Simak video pilihan berikut ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya