Tergila-gila Pedasnya, Mali Impor 40 Kontainer Lada Putih Bangka Belitung per Bulan

Pemerintah berupaya menjembatani pengusaha dari Mali Afrika Barat untuk mengimpor hasil lada putih petani daerah ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jan 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2020, 15:00 WIB
Ilustrasi garam dan lada (Pixabay)
Ilustrasi garam dan lada (Pixabay)

Liputan6.com, Pangkalpinang - Pengusaha dari Mali Afrika Barat pada 2020 akan mengimpor 40 kontainer lada putih per bulan dari Bangka Belitung (Babel). Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan harga komoditas khas Provinsi Kepulauan Babel dan kesejahteraan petani di daerah ini.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Senegal Afrika, Mansyur Pangeran, mengatakan, pemerintah berupaya menjembatani pengusaha dari Mali Afrika Barat untuk mengimpor hasil lada putih petani daerah ini.

Ia mengatakan pembeli dari Mali Afrika Barat ini sangat tertarik dengan lada putih Babel, karena berkualitas dan memiliki cita rasa atau kepedasan yang tinggi dibandingkan lada dari luar daerah atau negara lainnya.

"Pengusaha dari Mali mencari produk lada, setelah tahu maka kami ke Babel untuk berkunjung. Mudah-mudahan pengusaha tersebut akan mengimpor lada Babel. Banyak sekali jumlahnya mencapai 40 kontainer per bulan, dan ini juga komintmen antara pengusaha sini dengan pengusaha sana," ujarnya, dilansir Antara.

Wagub Kepulauan Babel Abdul Fatah mengatakan kunjungan Dubes RI dapat mempercepat upaya pemerintah daerah mentransformasikan pertumbuhan perekonomian daerah dari awalnya pada tataran tambang, kemudian bergeser ke pariwisata dan perekebunan, kelautan serta perikanan.

"Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan dapat membawa dampak yang baik buat perekonomian Babel, dan akan terus ditindaklanjuti oleh Pemprov Babel dengan cara melakukan komunikasi secara terus-menerus dengan Dubes RI untuk Senegal Afrika tersebut," katanya lagi.

Ia mengatakan, duta besar melalui koordinasi 8 negara, menilai Afrika Barat merupakan pangsa pasar yang sangat bagus. "Mudah-mudahan yang kita lakukan merupakan terobosan, mentransformasikan ekonomi kita yang semula mengandalkan tambang bergeser pada sektor lainnya," Abdul menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya