Belum Dapat Hadiah Uang Sayembara, Penemu Jasad Penyelam China Merasa Tertipu

Sebelumnya pihak keluarga korban membuka sayembara melalui flyer, bagi yang berhasil menemukan jasad penyelam yang hilang akan ada hadiah USD50 ribu.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 06 Feb 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2020, 20:00 WIB
Nelayan Lampung
Ciliang dan Nandar dua nelayan yang berhasil menemukan jasad penyelam China yang hilang menagih hadiah uang yang dijanjikan lewat sayembara. (Liputan6.com/ Yandhi Deslatama)

Liputan6.com, Banten - Ciliang dan Nandar menemukan jasad dengan pakaian selam lengkap di perairan Bengkunat, Lampung, pada Senin 11 November 2019 sekitar pukul 06.15 WIB. Sesosok tubuh yang mengambang di laut itu kemudian berhasil di autopsi dan diketahui identitasnya, atas nama Nam Wang Bingyang, WN China yang dinyatakan hilang saat menyelam di perairan Pulau Sangiang pada Minggu, 3 November 2019.

Sebelumnya pihak keluarga korban membuka sayembara melalui flyer, bagi yang berhasil menemukan jasad penyelam yang hilang tersebut, pihak keluarga akan memberikan hadiah USD50 ribu.

Namun tidak seperti dijanjikan pihak keluarga, Ciliang dan Nandar sampai saat ini tidak pernah mendapatkan hadiah apa-apa. Bahkan sejauh ini belum ada pihak keluarga korban yang datang menemui mereka. 

"Waktu menemukan sampai saat ini tidak ada keluarga yang datang ke rumah saya, ngobrol dengan saya. Kami menganggap (hadiah) itu benar (karena) ada sayembara. Kalau (sayembaranya) bohong, silahkan keluarga (Nam) datang ke kampung saya dan berbicara ke warga, nelayan, bahwa (sayembara) itu bohong, atau hoaks," kata Ciliang kepada Liputan6.com, Kamis (06/02/2020).

Hingga kini, Ciliang mengaku tidak pernah berkomunikasi dengan pihak keluarga Nam, karena dia mengaku tidak mengetahui bagaimana harus menjalin komunikasinya. Sedangkan untuk flyer sayembara tersebut, dia mengetahuinya dari rekan-rekan sesama nelayan di Lampung.

Ciliang bersama Nandar memastikan dirinya belum menerima hadiah sayembara senilai Rp750 juta itu. Lantaran, mereka tidak tahu harus bagaimana dan mengadi ke siapa untuk meminta kepastian hal itu.

"Kami tidak pernah menghubungi (keluarga). Saya juga berpikir dari mana saya dapat uang itu. Saya belum tahu nomor kontak (keluarga) nya," katanya.

Seiring berjalannya waktu, banyak nelayan yang menganggap Ciliang dan Nandar telah menerima uang hadiah tersebut. Bahkan ada yang mencurigai keduanya 'memakan' hadiah ratusan juta itu diam-diam. Sehingga keduanya dimusuhi oleh rekan-rekan nelayan lainnya. Akibat hal itu, Ciliang dan Nandar terpaksa harus keluar dari perkampungannya.

Saat berupaya mengevakuasi jasad mengapung di atas laut itu, Ciliang dan Nandar dibantu teman-teman sesama nelayan lainnya. Sehingga dia meyakini, jika mendapatkan hadiah sayembara itu, akan dibagi kepada nelayan lainnya yang membantunya dan Nandar.

"Saya merasa tertipu, di Bengkunat (Lampung) itu merasa dikucilkan, karena dianggap membohongi nelayan yang lain. Sampai saat ini saya belum nerima duit (hadiah sayembara). yg ikut evakuasi banyak, mungkin ada sekitar 15-20-an nelayan. Kami memang di laut kompakan. Saya memang yang pertama menemukan, bersama pak Nandar. Saya tinggal di Tangerang, menumpang di kerabat sementara ini," katanya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya